JUT Rusak Parah, Puluhan Ton TBS Membusuk

JUT Rusak Parah, Puluhan Ton TBS Membusuk

Lokasi Dekat Dengan Pusat Perkantoran

MUKOMUKO - Petani sawit di Kecamatan Kota Mukomuko, khususnya petani yang memiliki lahan di sekitar Plasma Desa Ujung Padang dan Plasma Kelurahan Pasar Mukomuko menjerit. Pasalnya puluhan ton tandan buah segar (TBS) yang telah di panen terpaksa dibiar membusuk. Ini disebabkan petani tidak bisa membawa hasil panennya keluar dari lahan. Semua ini dampak dari jalan usaha tani (JUT) rusak parah dan tak bisa dilalui. Seperti disampaikan Safrudin, salah seorang petani sawit asal Ujung Padang, Jumat (22/10) siang. Hampir setiap hari tak kurang dari 10 ton TBS milik petani membusuk dan tak bisa dijual. ''Gimana mau di jual, TBS sudah dipanen tapi tidak bisa dikeluar karna jalan rusak. Makanya semua petani membiarkan saja TBS yang sudah dipanen membusuk begitu saja,'' ujar Safarudin. Tambahnya, untuk mengeluarkan sawit tersebut harus menggunakan kendaraan roda dua. Namun petani harus mengeluarkan biaya lebih besar lagi untuk upah melangsir buah hingga ke jalan besar. Menurutnya, biaya yang dikeluarkan dua kali lipat dengan upah sebelumnya, yakni Rp 500 ribu/ton. ''Untuk kendaraan roda empat sudah pasti tidak bisa lewat, apa aja jenis mobilnya. Jadi kami menggunakan jasa melangsir dengan motor. Yang kami sedihkan, lokasi JTU ini cukup dekat dengan kantor bupati dan kantor dewan. Tapi kok setiap tahunnya tidak mendapat jatah untuk peningkatan atas JUT ini,'' imbuh Safarudin. Hal yang senada di ungkapkan Hendra, bahwa beberapa minggu ini banyak petani tidak bisa mengeluarkan hasil panennya. Hal ini termasuk dirinya sendiri akibat akses jalan semakin rusak parah. Bahkan ada petani yang dengan sengaja tidak memanen sawit dan membiarkan membusuk di pohon. Sangat disayangkannya, kondisi ini tidak ada penanggulangan walaupun sifatnya sementara dari pihak terkait. ''Kalau dipanen pun busuk juga, karena tak bisa lewat. Mau ke jalan besar atau ke desa aja kita sulit. Perkiraan 10 ton lebih setiap hari TBS yang busuk. Karena jumlah lahan disini tidak sedikit. Jumlah kebun masyarakat yang ngandal JUT ini mencapai ratusan hectare,'' ungkap Hendra. Menurutnya, jalan usaha tani arah Plasma memang sudah lama mengalami kerusakan. Bahkan petani bersama toke sawit sering melakukan perbaikan secara swadaya. Dengan ini ia berharap adanya perhatian pemerintah daerah dalam peningkatan JUT. ''Percuma harga sawit naik kalau aksesnya seperti ini. Hasil yang didapat masih sama dengan sebelumnya. Kami berharap instansi terkait untuk melakukan peningkatan jalan usaha tani di desa ini,'' harap Hendra. Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Mukomuko, Ruri Irwandi, ST,MT mengatakan, terkait keluhan masyarakat di desa tersebut sudah diketahui oleh pihaknya. Dimana sudah sering masyarakat menyampaikan keluhannya ke instansi ini untuk dilakukan perbaikan atau peningkatan JUT tersebut. Tidak hanya itu, sekelompok masyarakat setempat tersebut juga pernah mengajukan proposal ke Dinas PUPR terkait perbaikan jalan usaha tani. ''Sudah ada masyarakat mengajukan proposal untuk peningkatan JUT di wilayah tersebut. Namun kita akan melakukan pengecekan kelapangan terlebih dahulu, apakah jalan yang rusak itu jalan usaha tani atau jalan produksi. Namun itu tetap itu kita usulkan dalam rencana kerja kita,'' kata Ruri. Tambahnya, untuk sementara ini pihaknya belum bisa melakukan penanganan lebih lanjut. Selain terbatasnya anggaran, juga masih banyak jalan yang rusak parah yang perlu ditanangani secara darurat. ''Tapi keluhan masyarakat Ujung Padang dan Kelurahan Pasar Mukomuko tetap kita tanggapi. Kami akan upayakan untuk melakukan peningkatan JUT itu. Tentunya harus menunggu adanya anggaran yang tersedia,'' tutup Ruri. (api)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: