Semangat Goro Warga Sumber Mulya Layak Dicontoh
PENARIK – Di sebagian besar desa yang ada di Kabupaten Mukomuko ini semangat gotong-royong masyarakat mulai pudar. Akan tetapi tidak demikian halnya dengan warga Desa Sumber Mulya, Kecamatan Penarik. Semangat gotong-royong warga Sumber Mulya masih sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat dari kebersamaan mereka dalam membangun wilayah masing-masing. Salah satu bukti semangat warga adalah dengan membangun gapura di Sungai Kumbang Rt 6. Selain itu setiap tahun warga juga melakukan gotong-royong memperbaiki jembatan. Meskipun jembatan tersebut dibangun oleh pemerintah daerah, tapi perawatan dan pemeliharaan dilakukan oleh warga setempat. Hal ini disampaikan oleh Penjabat (Pj) Kades Sumber Mulya, Wijiyatno, Kamis (27/8).
Wijiyatno menjelaskan, sejak awal pemerintah desa berupaya menjaga semangat gotong-royong masyarakat. Langkah pemerintah desa ini didukung oleh seluruh warga. Sejak ada program Dana Desa (DD) pada 2015 lalu, seluruh pekerjaan fisik DD dilakukan secara gotong-royong. Wijiyatno mencontohkan, pekerjaan rabat beton anggaran Harian Orang Kerja (HOK) Rp 30 juta. Pekerjaan dilakukan oleh warga secara gotong-royong secara bergantian. Dana yang dianggarkan untuk tenaga kerja masuk dalam kas desa. Dana yang terkumpul dibelikan sesuatu sesuai dengan kebutuhan dan hasil musyawarah.
‘’Dari sekian banyak desa di Kecamatan Penarik, Sumber Mulya yang semangat gotong-royong masih tinggi. Ini bisa dicontoh oleh desa-desa lain,’’ ujar Wijiyatno.
Wijiyatno menambahkan, baru-baru ini warga Rt 6 membuat gapura secara swadaya. Meskipun jumlahnya hanya 55 Kepala Keluarga (KK) mampu membuat gapura yang menghabiskan dana belasan juta. Gapura ini menjadi kebanggaan warga dan menjadi icon dusun. Dikatakan Wijiyatno, sekitar dua bulan lalu, seluruh warga Sumber Mulya melakukan kerja Bhakti memperbaiki jembatan penghubung antar desa. Perbaikan jembatan ini merupakan kegiatan rutin. Warga berpikir, meskipun jembatan dibangun oleh pemerintah kabupaten, tapi yang menggunakan adalah masyarakat sekitar. Sudah sewajarnya ketika jembatan rusak, warga gotong-royong memperbaikinya. Jika perbaikan menunggu anggaran pemerintah buruh waktu dan proses lama. Disisi lain, warga setiap hari melintasi jembatan tersebut.
‘’Sekarang lantai jembatan terbuat dari kayu resa, sekitar 12 kubik. Kalau ditotal, dana yang dibutuhkan untuk material saja lebih dari Rp 30 juta. Belum lagi tenaga kerja. Itu semua dikerjakan secara swadaya oleh warga Sumber Mulya dan juga warga desa terdekat,’’ demikian Wijiyatno.(dul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: