Soal Pengairan Sawah, Petani Ipuh Minta Bantuan Perusahaan
Keruk Sedimen dan Sampah pada Aliran Sungai Pisang
IPUH – Harapan pembangunan jaringan irigasi untuk mengatasi masalah kebutuhan air sawah petani di wilayah Kecamatan Ipuh, belum terwujud. Begitu juga wacana pembangunan pompa air yang sebelumnya pernah digadang-gadangkan, hingga kini belum terealisasi.
Penat menunggu, pemerintah desa khususnya desa yang memiliki lahan sawah tadah hujan, mengambil langkah lain. Mereka berembuk untuk mencari solusi mengenai persoalan tersebut. Salah satu jalan yang bakal ditempuh, meminta bantuan ke perusahaan perkebunan yang ada di wilayah Kecamatan Ipuh. Bantuan dimaksud, meminta perusahaan melakukan pengerukan aliran Sungai Pisang. Setelah pengerukan dan pembuangan sampah pada aliran Sungai Pisang, debit air pada sungai itu diperkirakan bisa dialirkan ke areal persawahan petani setempat.
Kades Pasar Ipuh, Edi Harianto mengatakan, masyarakat Ipuh sebenarnya sudah lama ingin menggarap areal persawahan mereka. Namun kondisi sawah yang memiliki air yang stabil hanya mengandalkan air hujan hingga sampai saat sekarang ini yakni mendekati dau tahun belum dapat digarap. Kondisi ini tentu sangat disayangkan, karena lahan ratusan hektare dibiarkan terlantar begitu saja. Oleh karena itu beberapa desa seperti Pasar Ipuh, Pasar Baru, Tanjung Harapan termasuk Pulau Makmur sedang mencari jalan keluar. Hasilnya, disepekati meminta bantuan pada pihak PT.DDP Ipuh untuk mengeruk aliran sungai Pisang. Pasalnya aliran sungai tersebut banyak yang tertutup karena penanaman sawit oleh pihak DDP.
‘’Kita akan mencoba minta bantuan pada pihak PT.DDP untuk mengeruk aliran sungai pisang yang ada di Desa Pasar Ipuh. Agar air sungai pisang itu bisa dialirkan ke areal persawahan para petani,’’tuturnya.
Keputusan ini diambil oleh pemerintah desa karena tidak mungkin areal persawahan petani dibiarkan ganggur begitu saja. Sementara rencana bantuan pembangunan sumur bor dari pemerintah kabupaten dengan mengajukan ke pihak kementerian belum dapat direalisasikan pada tahun ini. Besar kemungkinan rencana pembangunan sumur bor tersebut terkendala dengan penyebaran covid-19. Menyebabkan seluruh proyek pembangunan yang akan dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten juga sempat ditunda bahkan ada yang dibatalkan.
‘’Apabila menunggu pelaksanaan sumur bor itu kapan areal petanian masyarakat Kecamatan Ipuh segera digarap. Sementara hingga saat sekarang ini sudah hampir 2 tahun lahan petani tidak digarap lagi. Untuk itu kami dari pemerintah desa terus berusaha mencarikan solusi dan jalan keluarnya,’’tutup Edi.(dom)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: