Kambing Gunung Tertangkap Kamera Trap
SELAGAN RAYA – Baru-baru ini, seekor hewan langka asal Sumatera tak sengaja tertangkap kamera pengintai atau kamera trap. Hewan dilindungi ini tengah berkeliaran di Hutan Produksi Terbatas (HPT) Air Manjuto resgiter 62 wilayah kerja PT. Sipef Biodiversity Indonesia (SBI). Hewan tersebut adalah Serows Sumatera atau kambing hutan Sumatera yang memiliki nama ilmiah Capricornis sumatraensis. Hewan ini memiliki tubuh kekar yang ditutupi rambut lebat dan kasar berwarna hitam keabuan. Perawakannya seperti kambing pada umumnya. Ia punya moncong yang mirip dengan kerbau, lengkap dengan tanduk lurus, ramping, melengkung ke belakang.Di Indonesia, kambing hutan Sumatera penyebarannya hanya berada di pulau Sumatera. Status konservasinya saat ini diyakini rentan atau Vulnerable (VU) karena mengalami penurunan yang signifikan akibat perburuan maupun hilangnya habitat. Hal ini disampaikan oleh Koordinator Office, PT. Sipef, Sugeng Prantio, S.Hut, baru-baru ini.
Ditemui di kantornya, Sugeng menyampaikan, kemunculan kambing gunung ini merupakan hal baru. Kemunculan hewan langka ini masih menjadi teka-teki. Pasalnya selama 5 tahun melakukan pemantauan, hewan tersebut baru pertama kali terekam kamera pada 2020 ini. Kemunculan kambing gunung ini menjadi perhatian serius dan akan terus dipelajari lebih lanjut.
‘’Kalau di Sumatera Utara, kambing gunung turun karena berkaitan dengan meletusnya gunung berapi. Di Mukomuko tidak ada gunung berapi, munculnya kambing gunung ini masih menjadi teka-teki. Bisa jadi karena siklus perjalanan atau faktor lain,’’ jelas Sugeng.
Keberadaan hewan ini sangat jarang terlihat. Maka saat kambing hutan Sumatera tertangkap kamera pengintai, ini menjadi kabar yang sangat menggembirakan. Setidaknya ada tiga daerah dataran tinggi yang diketahui menjadi habitat alami. Pegunungan Barisan di Selatan pulau Sumatera, Aceh utara, dan Gunung Kerinci yang terletak di bagian tengah pulau. Mereka hidup di ketinggian antara 200 hingga 3.000 meter di atas permukaan laut (mdpl). Biasanya menempati lereng-lereng curam atau semak belukar. Hewan ini tampaknya masih banyak menyimpan misteri. Ini tak lain karena kemunculannya yang sangat jarang ditemukan.
‘’Kami belum mendapatkan data pasti berapa jumlah kambing gunung yang ada saat ini. Hewan ini cenderung pemalu dan jarang muncul sehingga sangat sulit didata,’’ pungkas Sugeng.(dul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: