Corona Berat Ditradisi

Corona Berat Ditradisi

Oleh : AMRIS TANJUNG

BELAKANGAN ini masyarakat disuguhkan dengan berbagai kisah tragis keganasan corona virus disease yang akrab disingkat (COVID-19). Seperti diberitakan berbagai media nasional, satu keluarga di Italia meninggal karena COVID-19. Pertama 27 maret sang ayah Alfredo Bertucci meninggal dengan gejala corona, beberapa hari setelah itu dua orang anaknya Daniele dan Claudio menyusul wafat dan terakhir sng ibu Angela Albergati juga tewas oleh virus yang sama. Di Indonesia sendiri juga sudah banyak bukti jika COVID-19 menular dengan cepat pada orang sekitar penderita. Seperti yang terjadi di Sawah Besar, Jakarta Pusat, dimana satu keluarga terkonfirmasi positif Corona usai menggelar kebersamaan. Mereka terdiri dari ayah, ibu dan 3 anak yang masing-masing berusia 10, 13 dan 15 tahun. Sang ayah terkonfirmasi positif Covid-19 dan meninggal dunia. Sementara sang ibu dirawat di RS Wisma Atlet Kemayoran dan positif Corona. Sedangkan dua anaknya juga positif Corona dan hanya satu anak berusia 15 tahun yang negatif. Kisah ini hanya segelintir dari ratusan dan ribuan nyawa yang melayang setiap hari di seluruh dunia disebabkan kegarangan COVID-19. Hingga 7 april 2020 saja sudah tercatat 69.527 orang meninggal diseluruh dunia dan 1.276.302 terpapar. Di indonesia sudah 2.783 kasus dan 221 orang meninggal. Jumlah ini hampir dipastikan terus bertambah setiap harinya. Tentu semua berharap kisah tragis disebabkan virus corona tidak terjadi di daerah ini, apalagi menjadi korban. Maka sebelum terjadi, perlu kesiagaan dan kesadaran tinggi untuk mentaati berbagai kebijakan dan aturan dari pemerintah serta menerapkan pola hidup sehat sebagaimana dianjurkan medis. Minimal standar yang wajib diterapkan dalam keseharian diantaranya rajin mencuci tangan setelah beraktivitas, cuci bagian tubuh yang sering disentuh tangan, jangan memegang hidung, mulut, mata dan bagian tubuh lain sebelum cuci tangan. Hindari kontak fisik dengan orang lain, jaga jarak minimal dua meter, karena setiap orang batuk atau bersin akan memercikkan air yang bisa dihirup oleh orang disekitarnya. Tetap berada di rumah, jika memang ada keperluan mendesak, keluar rumah gunakan masker. Karena saat berada di luar, peluang tertular virus sangat besar, baik melalui orang maupun benda yang disentuh. Selanjutnya hindari keramaian, karena saat bersama bisa menyebabkan penularan dengan cepat dalam skala besar. Sebagian penderita COVID-19 pada awalnya tidak ada gejala sehingga tidak menyadari sudah mengidap virus. Kalau sudah tertular dalam jumlah banyak tidak ada jaminan akan diobati dengan baik, karena keterbatasan fasilitas, tenaga medis dan bahkan peralatan pelindung lainnya. Juga akan membahayakan bagi petugas yang menangani. Juga yang paling penting jaga daya tahan tubuh (Sistem imun). Jangan kecewa saat dicurgai oleh teman, itu perlu dilakukan dalam kondisi wabah seperti sekarang. BERAT DITRADISI MASYARAKAT Anjuran ini mungkin berat, apalagi dengan tradisi keakraban masyarakat yang sangat tinggi baik secara keagamaan maupun adat istiadat. Setiap ada hajatan seperti pernikahan, akikah, sunatan pasti dikerjakan bersama-sama. Walau tidak ada pesta, minimal akan ada acara berdowa (Doa) yang melibatkan orang banyak. Termasuk menjelang memasuki bulan suci ramadhan yang akan datang, di kampung-kampung biasanya selalu rutin tradisi berdoa bersama ke rumah-rumah dan tradisi mandi balimau. Paling berat lagi untuk ditinggalkan adalah kegiatan keagamaan, seperti melaksanakan sholat berjamaah di masjid-masjid atau kegiatan keagamaan di gereja. Apalagi umat islam akan memasuki bulan puasa, tentu diiringi dengan sholat tarawih dan sholat wajib berjamaah di masjid. Banyak lagi kegiatan keagamaan yang senantisa dilaksanakan bersama-sama, seperti tahlilan, pengajian dan sebagainya. Menghadapi kondisi pandemi virus corona saat ini, ada baiknya masyarakat mentaati imbauan dari pemerintah dan ulama yang merupakan pewaris para nabi. Tujuannya agar semua selamat, pandemi virus cepat berlalu, sehingga pada tahun berikutnya, masyarakat kembali bisa beraktivitas normal, baik secara tradisi, keagamaan maupun aktivitas lain. Kata kuncinya menyelamatkan diri dari penularan, berarti menyelamatkan keluarga, teman, petugas medis dan orang lain. Sebaliknya, satu orang terinfeksi virus mengancam keluarga, teman dan orang lain, termasuk tanaga medis yang berisiko tinggi tertular saat melakukan perawatan. Mari senantiasa berdoa kepada Allah SWT agar diberi perlindungan dan keselamatan dari wabah COVID-19. (**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: