RADARMUKOMUKO.COM - Sebagai taman margasatwa dan Budaya Kinantan atau yang akrab disebut dengan kebun binatang Bukittinggi, tidak hanya memelihara berbagai jenis binatang langka yang masih hidup.
Kebun binatang Bukittinggi juga menyimpan fosil binatang-binatang langka yang sudah diawetkan. Selain itu di dalam Kebun Binatang Bukittinggi terdapat Rumah Gadang yang menyimpan koleksi mengenai budaya Minangkabau.
Koleksi Kebun Binatang Bukittinggi cukup banyak antara lain berupa koleksi burung, reptile, ikan, gajah, rusa, harimau, buaya, dan sebagainya
Saat berkunjung ke kebun binatang ini, pengunjung juga bisa sekaligus bermain di benteng Fort De Kock peninggalan penjajah Belanda. Benteng Fort De Kock terkait dengan asal usul Kota Bukittinggi dan peristiwa Perang Paderi.
BACA JUGA:Junaidi Tersisih, Timsel Tetapkan 3 Calon Sekda Mukomuko Untuk Disampaikan ke Bupati Hingga BKN
Dari sini pengunjung dapat mengamati bentangan alam di sekelilingnya yang bergelombang. Mulai dari pemandangan Gunung Singgalang, Gunung Sago, Gunung Marapi hingga Ngarai Sianok tersaji di sekitar bukit ini.
Menariknya lagi posisi kebun binatang ini juga berdekatan dengan Jam Gadang yang sangat legendaris menjadi Icon sumatera barat.
Pembangunan kebun binatang ini pada tahun 1900 dengan nama Stormpark yang berawal dari gagasan ide seorang Belanda yang bertugas di Fort de Kock, bernama Gravenzanden.
Awalnya, hanya dibangun sebagai sebuah taman bunga. Tetapi mulai tahun 1929, fungsinya dikembangkan menjadi sebuah kebun binatang.
Dilansir dari berbagai sumber seperti indonesiakaya.com, pada tahun 1933, dilakukan pertukaran koleksi antara kebun binatang ini dengan kebun binatang Surabaya (Soerabaiasche Planten-en Dierentuin).
Melalui pertukaran ini, Kebun Binatang Bukittinggi memperoleh sejumlah koleksi spesies fauna Indonesia Timur sedangkan Kebun Binatang Surabaya memperoleh koleksi spesies fauna asli Sumatera sebanyak 150 ekor.
Kebun binatang ini sempat mengalami masa sulit saat pendudukan Jepang. Tentara Jepang tidak menganggap penting keberadaan kawasan ini sehingga sebagian besar hewan tidak terawat dengan baik, bahkan mati terlantar.
BACA JUGA:Taman Margasatwa Tertua Indonesia, Sejarah Berdirinya Kebun Binatang Bukittinggi
BACA JUGA:Berbagai Alat Perlengkapan Rumah Tangga dari Dyson yang Bisa Membantu Aktivitas Anda