RADARMUKOMUKO.COM – Monyet dan kera sering kali dianggap sama karena keduanya termasuk dalam ordo primata dan memiliki kemiripan fisik. Namun, secara ilmiah, terdapat perbedaan signifikan antara keduanya, baik dari segi anatomi, perilaku, maupun kecerdasan.
Memahami perbedaan ini penting untuk mengenali keanekaragaman primata dan peran mereka dalam ekosistem.
Perbedaan Fisik dan Anatomi
Salah satu perbedaan paling mencolok antara monyet dan kera adalah keberadaan ekor. Sebagian besar spesies monyet memiliki ekor, bahkan beberapa di antaranya memiliki ekor prehensil yang dapat digunakan untuk menggenggam atau berayun di antara pepohonan.
Sebaliknya, kera tidak memiliki ekor sama sekali. Contohnya, gorila, simpanse, orangutan, dan owa merupakan kera yang tidak berekor .
BACA JUGA:5 Tips Memilih Gadget yang Tepat Sesuai dengan Kebutuhan dan Ekonomi Anda
BACA JUGA:Anggota DPRD Mukomuko Studi Banding Efisiensi APBD ke Painan dan Kota Padang
Selain itu, proporsi tubuh kera dan monyet juga berbeda. Kera umumnya memiliki lengan yang lebih panjang dibandingkan kakinya, memungkinkan mereka untuk berayun dari satu dahan ke dahan lainnya, yang dikenal sebagai brachiation. Monyet, di sisi lain, memiliki panjang lengan dan kaki yang relatif sama dan lebih sering bergerak dengan keempat kakinya .
Kecerdasan dan Perilaku Sosial
Kera dikenal memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan monyet. Mereka mampu menggunakan alat, memecahkan masalah kompleks, dan menunjukkan perilaku sosial yang rumit.
Misalnya, simpanse diketahui menggunakan tongkat untuk mengambil serangga dari lubang atau batu untuk memecahkan kacang. Beberapa kera bahkan telah diajarkan bahasa isyarat untuk berkomunikasi dengan manusia .
Monyet juga cerdas, tetapi kemampuan kognitif mereka umumnya lebih terbatas. Mereka lebih mengandalkan insting dan memiliki struktur sosial yang kurang kompleks dibandingkan kera.
Habitat dan Pola Hidup
Habitat dan pola hidup monyet dan kera juga berbeda. Monyet cenderung arboreal, yaitu hidup di pepohonan, dan lebih aktif di kanopi hutan. Mereka menggunakan ekor mereka untuk membantu keseimbangan saat bergerak di antara cabang-cabang.
BACA JUGA:Mukomuko Edar 98 Ribu STTS, Pasang Target PBB 2025 Sebesar Rp1,3 Miliar