RMONLINE.ID - Dalam lanskap hubungan kontemporer, teknologi telah menghadirkan fenomena komunikasi yang kompleks dan seringkali melukai perasaan.
Salah satu bentuk manipulasi emosional yang paling merusak adalah breadcrumbing. Sebuah praktik komunikasi digital yang memainkan peran psikologis yang sangat dalam dalam dinamika hubungan manusia.
Bayangkan seorang individu yang terus-menerus mendapatkan sinyal samar dari pasangan potensialnya.
Pesan singkat yang datang secara tidak teratur, balasan sekilas di media sosial, dan janji-janji tipis yang tidak pernah terwujud.
BACA JUGA:Tingkatkan Minat Baca pada Anak Sejak Dini, Begini Tips dan Triknya
BACA JUGA:5 Manfaat Lilin Aromaterapi bagi Kesehatan Mental
Inilah esensi dari breadcrumbing - sebuah strategi manipulatif yang menghancurkan kepercayaan diri dan kesehatan mental secara perlahan namun pasti.
Menghancurkan Kepercayaan Diri
Korban breadcrumbing kerap mengalami roller coaster emosi yang menguras energi psikologis.
Setiap pesan yang masuk membangkitkan harapan, namun setiap pengabaian kemudian menghancurkan kepercayaan diri mereka.
Mereka terjebang dalam lingkaran psikologis yang membingungkan antara pengharapan akan hubungan nyata dan kenyataan pahit akan penolakan halus.
BACA JUGA:4 Tanda Orang Sombong yang Hidupnya Tidak Bahagia
BACA JUGA:4 Tipe MBTI yang Paling Jago Mendeteksi Apa yang Ada dalam Pikiran Orang Lain
Menyebabkan Kecemasan dalam Hubungan
Dampak psikologis breadcrumbing sangatlah mendalam. Individu yang menjadi korban akan mengalami penurunan harga diri, kecemasan dalam menjalin hubungan, dan ketakutan akan penolakan.