RMONLINE.ID – Istilah “masuk angin” sudah begitu familiar di telinga masyarakat Indonesia. Keluhan seperti badan meriang, pegal-pegal, perut kembung, seringkali dikaitkan dengan masuk angin. Namun, benarkah angin bisa masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan berbagai gejala tersebut? Faktanya, “masuk angin” bukanlah diagnosis medis yang diakui. Lalu, apa yang sebenarnya terjadi pada tubuh kita? Mari kita bedah lebih lanjut.
Konsep “masuk angin” sendiri berakar dari pemahaman tradisional yang menganggap bahwa angin bisa masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan ketidakseimbangan. Pandangan ini masih banyak dianut oleh masyarakat, terutama di daerah pedesaan. Padahal, secara medis, tidak ada mekanisme yang memungkinkan angin masuk ke dalam tubuh dan memicu penyakit. Lantas, bagaimana menjelaskan fenomena “masuk angin” yang sering kita alami?
Para ahli kesehatan menjelaskan bahwa gejala yang sering disebut “masuk angin” sebenarnya merupakan indikasi awal dari berbagai kondisi medis, seperti infeksi virus, flu, atau gangguan pencernaan. Gejala-gejala tersebut muncul sebagai respons tubuh terhadap patogen atau iritasi. Misalnya, ketika tubuh terinfeksi virus, sistem imun akan bekerja melawan virus tersebut, dan proses ini dapat memicu peradangan yang menyebabkan demam, pegal-pegal, dan lesu.
BACA JUGA:Lindungi Kesehatan Anda dan Keluarga! Inilah 5 Bahaya Polusi Udara Bagi Kesehatan
Salah satu faktor yang sering dikaitkan dengan “masuk angin” adalah perubahan cuaca. Saat musim hujan atau pancaroba, suhu udara cenderung berfluktuasi. Perubahan suhu yang drastis dapat melemahkan sistem imun, membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi. Selain itu, kelembapan udara yang tinggi juga dapat memicu pertumbuhan bakteri dan virus.
Selain faktor cuaca, pola hidup juga berperan penting dalam menjaga daya tahan tubuh. Kurang tidur, stres, dan pola makan yang tidak sehat dapat menurunkan sistem imun. Ketika sistem imun melemah, tubuh menjadi lebih mudah terserang penyakit. Inilah mengapa penting untuk menerapkan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga secara teratur, dan mengelola stres dengan baik.
Lalu, bagaimana dengan kebutuhan oksigen untuk bernafas? Oksigen merupakan unsur vital bagi kelangsungan hidup manusia. Oksigen diperlukan dalam proses respirasi seluler, yaitu proses pengubahan zat makanan menjadi energi. Energi ini digunakan untuk menjalankan berbagai fungsi tubuh, mulai dari bernafas, berpikir, hingga bergerak.
BACA JUGA:Kulit Suka Terasa Bentol-bentol dan Gatal? Ternyata ini Penyebabnya
Oksigen masuk ke dalam tubuh melalui proses pernapasan. Ketika kita menarik napas, udara yang mengandung oksigen masuk ke dalam paru-paru. Oksigen kemudian berdifusi melalui dinding alveolus (kantong udara kecil di paru-paru) dan masuk ke dalam pembuluh darah. Selanjutnya, oksigen diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah.
Di dalam sel, oksigen digunakan untuk membakar zat makanan dan menghasilkan energi. Proses ini juga menghasilkan karbon dioksida sebagai produk sampingan. Karbon dioksida kemudian diangkut oleh darah kembali ke paru-paru dan dikeluarkan dari tubuh saat kita menghembuskan napas.
Jadi, meskipun tubuh kita membutuhkan oksigen untuk bernafas, “masuk angin” tidak ada kaitannya dengan masuknya angin ke dalam tubuh. Gejala yang sering disebut “masuk angin” sebenarnya merupakan indikasi awal dari berbagai kondisi medis. Oleh karena itu, penting untuk menjaga daya tahan tubuh dan mengonsumsi makanan bergizi seimbang agar tubuh tetap sehat dan fit.
Jika Anda mengalami gejala “masuk angin”, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat. Jangan mengandalkan pengobatan tradisional yang belum terbukti efektivitasnya. Ingat, kesehatan adalah aset berharga yang perlu dijaga dengan baik.*