RMONLINE.ID - Softlens atau lensa kontak awalnya dikenal sebagai alat bantu penglihatan alternatif bagi mereka yang memiliki gangguan refraksi seperti rabun jauh (miopi), rabun dekat (hipermetropi), dan astigmatisme (silinder). Namun, seiring berkembangnya teknologi dan tren, softlens kini telah bertransformasi menjadi aksesoris fashion yang digemari banyak orang, terutama kaum muda. Berbagai pilihan warna dan motif softlens memungkinkan seseorang untuk mengubah penampilan mata dan mengekspresikan gaya pribadi mereka.
Meskipun menawarkan kepraktisan dan nilai estetika, penggunaan softlens menyimpan potensi bahaya yang tidak boleh diabaikan. Salah satu kebiasaan yang kerap dilakukan dan berisiko tinggi adalah tidur dengan softlens. Para ahli kesehatan mata telah lama memperingatkan bahwa kebiasaan ini dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai masalah serius, mulai dari iritasi ringan hingga kebutaan permanen.
BACA JUGA:4 Kebiasaan Negatif Gen Z yang Seringkali Diresahkan
Softlens, baik yang berjenis keras maupun lunak, pada dasarnya adalah benda asing yang menutupi permukaan kornea mata. Kornea merupakan lapisan terluar mata yang bersifat transparan dan berfungsi untuk meneruskan cahaya ke retina. Agar tetap sehat dan berfungsi optimal, kornea membutuhkan pasokan oksigen yang cukup dari udara sekitar.
Ketika softlens menutupi kornea, jumlah oksigen yang dapat mencapai kornea menjadi berkurang. Kondisi ini diperparah saat kita tidur dengan softlens. Saat tidur, kelopak mata menutup dan mengurangi sirkulasi udara di sekitar mata, sehingga pasokan oksigen ke kornea menjadi sangat minimal. Kekurangan oksigen (hipoksia) pada kornea dapat memicu berbagai masalah, mulai dari pembengkakan, iritasi, hingga infeksi.
Selain itu, tidur dengan softlens juga meningkatkan risiko masuknya kotoran, debu, dan bakteri ke dalam mata. Kotoran dan bakteri yang terperangkap di antara softlens dan kornea dapat menyebabkan iritasi, radang, bahkan infeksi. Infeksi mata yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan luka pada kornea. Luka ini dapat meninggalkan parut atau bekas luka yang mengganggu penglihatan. Parut yang besar atau banyak pada kornea dapat menyebabkan kebutaan permanen.
BACA JUGA:5 Kepribadian yang Hanya Dimiliki oleh Pecinta Anjing Menurut Ahli
BACA JUGA:Bukan Sekedar Melindungi Paparan Sinar Matahari, Ini Pentingnya Menggunakan Sunscreen dalam Ruangan
Jenis-Jenis Masalah Mata Akibat Penggunaan Softlens yang Tidak Tepat
Beberapa masalah mata yang dapat timbul akibat penggunaan softlens yang tidak tepat antara lain:
* Keratitis: Radang pada kornea yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau jamur. Gejalanya meliputi mata merah, nyeri, pandangan kabur, dan sensitif terhadap cahaya.
* Giant Papillary Conjunctivitis (GPC): Peradangan pada konjungtiva (selaput bening yang melapisi kelopak mata dan bola mata) yang ditandai dengan benjolan-benjolan kecil di bawah kelopak mata atas. GPC sering dikaitkan dengan alergi terhadap bahan softlens atau protein yang menempel pada softlens.
* Corneal Ulcer: Luka terbuka pada kornea yang dapat disebabkan oleh infeksi atau cedera. Corneal ulcer dapat menyebabkan nyeri hebat, mata merah, pandangan kabur, dan keluarnya cairan dari mata.
* Neovascularization: Pertumbuhan abnormal pembuluh darah baru di kornea. Kondisi ini dapat terjadi akibat kornea kekurangan oksigen dalam jangka waktu lama.