Sebut Jokowi ‘Nebeng Pesawat TNI AU’, Najwa Shihab Dibully Nitizen Dengan Alasan Ini

Sabtu 02-11-2024,19:30 WIB
Reporter : M. Asroful Anwar
Editor : Ahmad Kartubi

RMONLINE.ID - Pergantian tongkat estafet kepemimpinan di Indonesia selalu menjadi momen yang menarik perhatian publik. 

Tak terkecuali saat serah terima jabatan Presiden pada 20 Oktober 2024. Namun, yang menjadi sorotan bukan hanya prosesi seremonialnya, melainkan momen Jokowi "nebeng" pesawat TNI AU untuk pulang ke Jakarta. 

Momen ini memicu perdebatan di media sosial, yang kemudian berujung pada cibiran dan bully terhadap Najwa Shihab, jurnalis senior yang mengkritik penggunaan pesawat TNI AU tersebut.

Jokowi, yang telah menyelesaikan masa jabatannya sebagai Presiden, memilih untuk menggunakan pesawat TNI AU untuk kembali ke Jakarta setelah menghadiri serah terima jabatan. 

BACA JUGA:Mukomuko Dapat Bantuan Dana Sarpras Perkebunan, Distan: Untuk Pembangunan Jalan Perkebunan Rakyat

BACA JUGA:Bawaslu Tolak Pemanggilan Ulang Honorer Terlapor, Kuasa Hukum: Kita Hadapi Prosesnya

Keputusan ini menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat. Sebagian berpendapat bahwa penggunaan pesawat TNI AU merupakan hal yang wajar mengingat Jokowi masih memiliki status sebagai mantan Presiden. 

Namun, sebagian lainnya menilai bahwa penggunaan pesawat TNI AU untuk keperluan pribadi merupakan pemborosan dan tidak pantas dilakukan.

Di tengah perdebatan tersebut, Najwa Shihab, jurnalis senior yang dikenal vokal dalam menyuarakan kritik, angkat bicara. Melalui akun media sosialnya, Najwa menyoroti penggunaan pesawat TNI AU oleh Jokowi dan mempertanyakan alasan di baliknya. 

Kritik Najwa ini justru memicu gelombang cibiran dan bully dari para netizen.

Para netizen yang tidak sependapat dengan Najwa menyerang dengan komentar pedas dan menyerang pribadi Najwa. Mereka menuduh Najwa "sok suci" dan "cari sensasi". Ada pula yang menuding Najwa "iri" dengan Jokowi dan "tidak menghargai" mantan Presiden.

BACA JUGA:Ini Peran Strategis BUMDes dan Manfaatkan Bagi Desa dan Masyarakat

BACA JUGA:Suara Ipuh dan Kota MM Bakal Pecah, Ini 9 Kecamatan Dengan Mata Pilih Terbanyak

Fenomena ini menunjukkan bagaimana politik dan media sosial saling terkait erat dan dapat memicu polarisasi di masyarakat. Kritik yang disampaikan Najwa, yang seharusnya menjadi bahan refleksi dan diskusi, justru dibalas dengan serangan personal dan bullying.

Peristiwa ini mengingatkan kita pada pentingnya menjaga etika di media sosial. Kritik dan perbedaan pendapat seharusnya diutarakan dengan cara yang santun dan konstruktif. Serangan personal dan bullying hanya akan memperkeruh suasana dan tidak akan menyelesaikan masalah.

Kategori :