Dengan menjajah Indonesia, Jepang dapat memperkuat kehadiran militernya di wilayah ini dan menjadikannya sebagai pangkalan strategis untuk menyerang negara-negara lain di Asia Pasifik, seperti Australia dan India.
Di bawah pendudukan Jepang, infrastruktur Indonesia seperti pelabuhan, jalan, dan rel kereta api dimanfaatkan untuk mendukung operasi militer Jepang.
Mereka juga membangun beberapa pangkalan militer baru guna mempertahankan kontrol di kawasan Asia Tenggara serta mempercepat pergerakan pasukan mereka ke berbagai medan pertempuran.
3. Ideologi Militeristik dan Ekspansi Kekaisaran Asia Timur Raya
Pada masa itu, Jepang dipimpin oleh pemerintahan militeristik yang memiliki ambisi besar untuk membentuk Kekaisaran Asia Timur Raya.
Dalam ideologi ini, Jepang berusaha menguasai seluruh wilayah Asia untuk menjadi pemimpin regional dan menciptakan blok ekonomi yang dapat menandingi kekuatan Barat.
Penjajahan Indonesia menjadi bagian dari rencana besar ini. Jepang menganggap dirinya sebagai "kakak tua" bagi negara-negara Asia lainnya, dan merasa berkewajiban untuk "membebaskan" wilayah Asia dari pengaruh Barat.
Namun, di balik slogan propaganda tersebut, Jepang sebenarnya menerapkan eksploitasi dan dominasi yang keras terhadap penduduk lokal di Indonesia.
Mereka memaksa penduduk Indonesia untuk bekerja sebagai tenaga kerja paksa (romusha) dan mengeruk hasil bumi Indonesia untuk kepentingan perang mereka.
Ideologi militeristik ini membuat Jepang tidak segan-segan menggunakan kekerasan dan penindasan untuk menjaga kontrol atas wilayah yang mereka taklukkan.*