Mengungkap Fenomena Ketindihan saat Tidur, Benarkah Ada Kaitannya dengan Hal Mistis?

Kamis 26-09-2024,12:30 WIB
Reporter : Reza Alfis Syahfar
Editor : Ferly Saputra

RMONLINE.ID - Ketindihan saat tidur, atau yang sering dikenal dengan istilah sleep paralysis, merupakan pengalaman yang menakutkan bagi banyak orang. 

Fenomena ini terjadi ketika seseorang terbangun dari tidur tetapi merasa tidak bisa bergerak atau berbicara. Biasanya, kondisi ini berlangsung hanya beberapa detik hingga beberapa menit, tetapi cukup membuat seseorang merasa terjebak dan panik.

Secara ilmiah, ketindihan terjadi ketika otak terbangun sebelum tubuh sepenuhnya terbangun. Saat tidur, tubuh memasuki fase REM (Rapid Eye Movement) di mana otot-otot menjadi rileks dan tidak aktif untuk mencegah kita bergerak secara fisik. 

BACA JUGA:Nomor Urut 2 Simbol Kemenangan Choirul Huda - Rahmadi, Ini Faktanya

BACA JUGA:Cara Simple Membuat Teh Tarik yang Harum Pekat dan Wangi

Jika otak bangun tetapi tubuh belum mengikuti, maka akan terjadi sensasi terjebak yang dikenal sebagai ketindihan.

Banyak orang yang mengalami ketindihan melaporkan adanya pengalaman visual dan auditori yang menakutkan. Beberapa merasakan adanya kehadiran sosok atau tekanan di dada, yang sering kali dihubungkan dengan hal mistis. 

Dalam berbagai budaya, fenomena ini seringkali dianggap sebagai gangguan dari makhluk halus atau roh jahat. Misalnya, dalam tradisi beberapa masyarakat, ketindihan diartikan sebagai ulah jin atau hantu yang ingin mengganggu tidur seseorang.

Penjelasan mistis ini sering kali dipicu oleh kebudayaan dan pengalaman pribadi. Dalam beberapa kebudayaan, orang yang mengalami ketindihan mungkin merasa bahwa mereka sedang diserang oleh makhluk gaib, sehingga menguatkan anggapan bahwa fenomena ini berkaitan dengan hal-hal yang tidak kasat mata.

BACA JUGA:3 Jenis Koper yang Tahan Banting Cocok untuk Liburan

BACA JUGA:5 Tanda yang Hanya Dimiliki Oleh Mereka yang Memiliki Hubungan Baik dengan Orang yang Lebih Tua

Namun, para ilmuwan dan psikolog lebih cenderung memberikan penjelasan berdasarkan faktor fisiologis dan psikologis. Stres, kurang tidur, dan pola tidur yang tidak teratur dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami ketindihan. 

Penelitian menunjukkan bahwa individu yang mengalami gangguan tidur seperti narkolepsi lebih rentan terhadap fenomena ini.

Meskipun ketindihan sering dianggap sebagai pengalaman negatif, ada beberapa cara untuk mengurangi frekuensi terjadinya. Mengatur pola tidur yang baik, menghindari stres, dan menciptakan lingkungan tidur yang nyaman dapat membantu. 

Beberapa orang juga menemukan bahwa tidur dalam posisi miring dapat mengurangi kemungkinan terjadinya ketindihan.

Kategori :