Imane Khelif, Petinju Transgender Aljazair, Guncang Olimpiade Paris Kemenangan KO Atas Angela Carini Italia

Jumat 02-08-2024,16:30 WIB
Reporter : Anwar
Editor : Fitriani

RMONLINE.ID – Arena tinju Olimpiade Paris 2024 menjadi saksi sebuah pertarungan kontroversial yang berakhir cepat. Imane Khelif, petinju transgender asal Aljazair, berhasil mengalahkan Angela Carini dari Italia dalam waktu kurang dari satu menit pada babak 16 besar. Kemenangan ini menuai beragam reaksi dari publik dan komunitas olahraga.

Pertandingan baru berjalan 46 detik ketika Carini memutuskan untuk mundur setelah menerima beberapa pukulan keras dari Khelif. Hidung Carini terlihat berdarah, dan dia mengaku tidak bisa melanjutkan pertandingan karena rasa sakit yang luar biasa. Keputusan ini sekaligus mengakhiri langkah Carini di Olimpiade.

Khelif, yang sebelumnya berkompetisi di kategori pria, menjadi perbincangan hangat sejak partisipasinya di Olimpiade. Status transgendernya memicu perdebatan tentang keadilan dan keamanan dalam olahraga, terutama tinju yang dikenal sebagai olahraga kontak fisik.

BACA JUGA:Buaya Air Hitam Sungai Rumbai Sudah Serang 4 Korban, 2 Orang Meninggal

BACA JUGA:Paskibraka Mukomuko Jalani Karantina 14 Hari, Kesbangpol: Makanan dan Kesehatannya Kami Pantau

Banyak pihak yang mempertanyakan apakah seorang petinju transgender memiliki keunggulan fisik yang tidak adil dibandingkan lawan-lawannya. Namun, Komite Olimpiade Internasional (IOC) telah menetapkan aturan ketat mengenai partisipasi atlet transgender, termasuk batasan kadar hormon testosteron.

Kemenangan Khelif atas Carini semakin memperkeruh perdebatan ini. Beberapa pihak menganggap kemenangan ini sebagai bukti bahwa atlet transgender memiliki keunggulan fisik yang tidak adil. Sementara yang lain berpendapat bahwa Khelif telah memenuhi semua persyaratan IOC dan berhak untuk bertanding.

Di sisi lain, Carini menyatakan bahwa kekalahan ini bukan akhir dari segalanya. Dia mengakui kehebatan Khelif dan memilih untuk fokus pada pemulihan dan persiapan untuk kompetisi selanjutnya. Carini juga berharap agar perdebatan tentang atlet transgender tidak menutupi semangat sportivitas dan inklusivitas dalam olahraga.

BACA JUGA:Partai Perindo Belum Putuskan Calon Bupati, Edwar dan Muharamin Bersaing

BACA JUGA:Mengungkap Kisah Sejarah Mukomuko, Berikut Kelompok Penghuni Pertamanya

Khelif sendiri belum memberikan komentar terkait kontroversi ini. Dia memilih untuk fokus pada persiapan untuk pertandingan selanjutnya dan berharap dapat terus berprestasi di Olimpiade. Khelif juga berterima kasih atas dukungan dari para penggemarnya dan menegaskan bahwa dia akan terus berjuang untuk mimpinya.

Pertandingan antara Khelif dan Carini menjadi pengingat bahwa isu transgender dalam olahraga masih jauh dari kata selesai. Diperlukan diskusi lebih lanjut dan penelitian mendalam untuk menemukan solusi yang adil dan inklusif bagi semua atlet.

Sementara itu, Olimpiade Paris 2024 terus berlanjut dengan berbagai cabang olahraga lainnya. Dunia akan terus menyaksikan bagaimana para atlet dari berbagai latar belakang berjuang untuk meraih medali dan mengharumkan nama negaranya.*

Kategori :