‘’Didaerah kita ini tidak ada sumber air bersih PDAM. Jadi warga pada umumnya mengandalkan sumur gali. Dengan sumur gali ini, cukup sebulan saja tak turun hujan, sudah dipastikan debit air sumurnya mengering,’’ papar Lukman.
Kejadian kekeringan dampak dari kemarau ini hampir dirasakan setiap tahun. Yang lebih parah lagi musim kemarau di tahun 2023 lalu. Kata Lukman, pada umumnya warga mengandalkan aliran sungai untuk aktivitas mandi dan mencuci.
‘’Ini baru sebulan kemarau, sudah banyak sumur yang kering. Apalagi kemaraunya agak panjang seperti tahun kemarin, ya kami hanya mengandalkan aliran sungai,’’ bebernya.
Untuk antisipasi kebutuhan air bersih masyarakat, kata Lukman, warga juga telah menjadi bahan perbincangan di kalangan pemerintahan desa.
‘’Masalah kekeringan ini juga sudah disampaikan ke pemerintah desa, dan menjadi bagian usulan warga untuk pembangunan Pamsimas. Pamsimas ini, mungkin di tahun 2025 nanti,’’ demikian Lukman. *