Melansir dari almasoem.sch.id, ilmuwan yang bernama Dr. Colin Freeman dari Sheffield University ini sampai menggunakan super-computer bernama HECToR (High End Computing Terascale Resource). Super-computer ini dimiliki oleh UK Science Research Council dari Sheffield University.
HECToR ini kemudian diatur untuk memberikan hasil pengujian dari inti tertentu dan sejenis protein bernama Overledidin (OC-17) hanya selama satu pekan saja.
Protein ini ternyata punya peran penting bagi pertanyaan ini, karena protein jenis OC-17 adanya dari sel ovarium ayam betina dan menjadi bagian paling vital dalam sel dalam telur. Nah, munculnya protein ini akan memancing lahirnya pembentuk cangkang telur (calcite crystals).
Singkatnya, tanpa adanya protein ini, sel tidak akan menjadi wujud telur. Yang namanya “telur” ini tidak bisa berkembang dengan semestinya, kemudian membusuk dan tidak bisa berlanjut ke proses penetasan menjadi ayam. Dr. Colin Freeman pun akhirnya memberikan kesimpulannya yaitu “Sejak lama diduga telur yang lebih dulu ada. Tapi, sekarang kita punya bukti sains yang membuktikan bahwa faktanya, ayamlah yang lebih dulu".*