Bukan Ujian atau Berkah, Inilah Ciri-ciri Seorang Muslim Mengalami Istidraj yang Harus Diwaspadai

RMONLINE.ID - Istidraj merupakan sebuah konsep dalam Islam yang menggambarkan situasi ketika seseorang diberi kelimpahan nikmat duniawi, namun keimanannya justru semakin merosot. 

Kondisi ini seringkali disalahartikan sebagai pertanda kebaikan dari Allah, padahal sejatinya merupakan bentuk ujian yang dapat menjerumuskan individu ke dalam kelalaian dan kemaksiatan. 

Berikut adalah beberapa ciri-ciri istidraj yang perlu kita waspadai :

1. Ibadah Semakin Turun, Namun Kesenangan Makin Melimpah

Salah satu tanda istidraj adalah ketika seseorang mulai lalai dalam menjalankan ibadah wajib seperti shalat, puasa, atau membaca Al-Quran, namun kehidupan dunianya justru semakin dipenuhi dengan kesenangan dan kemudahan. 

BACA JUGA:Tips Membersihkan Kotoran di Dalam Botol Tanpa Perlu Menggunakan Sikat!

BACA JUGA:Rekomendasi Buku untuk Self-Omprovement Agar Hidup Lebih Bermakna

Ia mungkin meraih kesuksesan dalam karier, memiliki harta berlimpah, atau dikelilingi oleh keluarga dan teman-teman yang mendukung. Namun, di balik semua itu, hubungannya dengan Allah semakin renggang dan kualitas ibadahnya terus menurun.

2. Ketika Melakukan Maksiat, Tapi Malah Makin Banyak Kesenangan

Ciri istidraj lainnya adalah ketika seseorang justru mendapatkan lebih banyak kesenangan dan kemudahan setelah melakukan perbuatan maksiat atau melanggar aturan Allah. 

Misalnya, setelah terlibat dalam praktik korupsi atau perzinahan, ia malah mendapatkan promosi jabatan atau keuntungan finansial yang besar. Hal ini dapat menciptakan ilusi bahwa perbuatan maksiat tersebut "diberkahi" atau tidak memiliki konsekuensi negatif, padahal sejatinya itu adalah bentuk istidraj dari Allah.

3. Jarang Mengalami Sakit

Kesehatan fisik yang prima dan jarangnya mengalami sakit juga dapat menjadi tanda istidraj jika tidak diimbangi dengan kesehatan spiritual. 

BACA JUGA:Ciri-Ciri Skin Barier Kamu Rusak dan Membutuhkan Skincare Segera

Seseorang mungkin merasa bahwa ia telah "diberkahi" dengan tubuh yang kuat dan energi yang melimpah, sehingga lalai dalam menjaga hubungannya dengan Allah. Ia mungkin terlena dengan kenikmatan duniawi dan lupa bahwa kesehatan adalah amanah yang harus disyukuri dan digunakan untuk kebaikan.