RMONLINE.ID - Sepakbola, olahraga yang menggema di setiap sudut dunia, telah mengalami banyak transformasi sejak pertama kali dimainkan.
Salah satu aspek yang paling menarik dalam evolusi sepakbola adalah aturan terkait tekel. Tekel, yang merupakan upaya pemain untuk merebut bola dari kaki lawan, telah menjadi topik perdebatan yang panas sejak awal mula sepakbola.
BACA JUGA:Momen Peringatan HKN ke 116, Bupati Mukomuko Imbau Masyarakat Melek Teknologi
BACA JUGA:Bupati Mukomuko Teken NPHD Untuk Pengamanan Pilkada 2024
Pada abad ke-19, ketika sepakbola mulai terstruktur di Inggris, permainan ini lebih kasar dan kurang terorganisir dibandingkan dengan sepakbola modern.
Tekel keras dan berbahaya sering terjadi dan tidak ada aturan khusus yang mengaturnya. Namun, seiring berkembangnya permainan dan bertambahnya kekhawatiran atas cedera yang ditimbulkan, Football Association (FA) di Inggris mulai memperkenalkan aturan untuk melindungi pemain.
Pada tahun 1863, FA merumuskan aturan yang menjadi fondasi bagi sepakbola modern, termasuk aturan tentang tekel.
Tekel yang membahayakan integritas fisik pemain, seperti tekel dari belakang atau tekel yang mengarah langsung ke kaki pemain lawan tanpa memperhatikan bola, mulai dilarang.
Namun, bukan berarti semua jenis tekel dilarang dalam sepakbola. Tekel yang dilakukan dengan cara yang benar dan aman masih diperbolehkan. Tekel harus dilakukan dengan memperhatikan bola, bukan pemain lawan.
Pemain harus berusaha untuk tidak menyentuh pemain lawan dan hanya fokus pada bola.
Tekel semacam ini, jika dilakukan dengan tepat, dianggap sebagai bagian dari seni pertahanan dalam sepakbola.
BACA JUGA:Ternyata Ini Cara Merebus Ubi Kayu Agar Empuk dan Enak Dimakan
BACA JUGA:Pemkab Mukomuko Hadirkan Ustadz Abdul Somad, Tablig Akbar 25 Mei 2024
Dengan berkembangnya teknologi dan aturan, sepakbola modern juga telah memperkenalkan penggunaan Video Assistant Referee (VAR) untuk membantu wasit dalam mengambil keputusan terkait tekel yang kontroversial.
VAR telah menjadi alat penting dalam memastikan bahwa tekel yang diperbolehkan dilakukan dengan cara yang adil dan aman.