RADARMUKOMUKO.COM - Arisan sudah menjadi kegiatan atau program tambahan masyarakat, terutama dalam sebuah kelompok atau organisasi, terutama oleh kaum wanita.
Namun tahukah kamu, arisan yang begitu femiliar di masyarakat mulai muncul dari para pedagang Tionghoa yang melakukan transaksi perdagangan di Indonesia.
Konsep arisan, dari Tiongkok menyesuaikan dengan budaya Indonesia, yaitu menekankan prinsip gotong royong dan kekeluargaan.
Melansir dari sahabat.pegadaian.co.id, tidak ada kelompok etnis atau pulau tertentu yang mengklaim kepemilikan atas arisan.
BACA JUGA:Update Peringatan Dini Cuaca, Berpotensi Hujan Deras dan Angin Kencang
Namun, tidak dapat menyangkal bahwa konsep arisan, sebagai sistem ekonomi, telah terkenal di kalangan komunitas Tionghoa selama lebih dari seribu tahun.
Di masyarakat Indonesia, arisan beroperasi di luar ekonomi formal sebagai alternatif sistem penyimpanan uang.
Namun, arisan juga dimaksudkan sebagai pertemuan sosial, meskipun partisipasinya terkadang terasa wajib karena kewajiban membayar dan hadir setiap kali undian dilakukan.
Definisi arisan sebagai kelompok orang yang secara teratur mengumpulkan uang dalam interval tertentu.
Setelah uang terkumpul, salah satu anggota kelompok terpilih melalui undian atau kesepakatan untuk menerima dana yang terkumpul.
Inti dari arisan adalah memupuk interaksi sosial dan rasa kebersamaan, karena melibatkan interaksi dengan tetangga dan mengembangkan kepekaan sosial.
Secara harfiah, menurut kamus bahasa Indonesia, asal usul arisan merujuk pada kegiatan mengumpulkan uang atau barang dengan nilai yang sama dari beberapa individu, yang kemudian cara pembagian antara mereka melalui undian berkala.
Arisan berlangsung hingga semua anggota menerima bagian mereka. Arisan dapat melibatkan sekelompok orang yang berkumpul di lokasi sesuai kesepakatan sebelumnya, mengumpulkan sejumlah uang atau barang tertentu, dan melakukan undian berkala sesuai dengan kesepakatan aturan kelompok tersebut.