RADARMUKOMUKO.COM - Di tengah arus globalisasi yang menggulir cepat, Filipina menyimpan sebuah permata sejarah yang mengesankan, yaitu Masjid Syekh Karim al-Makdum.
Berlokasi di Tubig Indangan, Simunul, masjid ini merupakan monumen bersejarah yang menandai awal penyebaran Islam di kepulauan Sulu, Filipina.
Dibangun pada tahun 1380 Masehi oleh Syekh Karim al-Makdum, seorang mubaligh dan pedagang dari Arab, masjid ini menjadi bukti nyata dari peradaban Islam yang pernah berjaya di wilayah tersebut.
Keistimewaan masjid ini terpancar dari tiang-tiangnya yang masih asli dan berdiri tegak, meskipun telah berabad-abad lamanya, menunjukkan kekuatan dan ketahanan ajaran Islam.
BACA JUGA:Buku Mata Pelajaran SD Tahun 90-an Yang Legendaris, Umur 40-an Pasti Ingat
BACA JUGA:Pinjaman KUR BSI Bisa Rp 10 Juta Hingga Rp 500 Juta, Syaratnya Semudah Ini
Masjid ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah bagi umat Muslim di daerah tersebut, tetapi juga sebagai pusat pendidikan dan penyebaran Islam di Filipina.
Pada masa itu, Islam adalah agama yang dominan di kepulauan Sulu dan Mindanao, sebelum kedatangan kolonialisme barat yang membawa pengaruh Katolik ke wilayah ini.
Peninggalan ini menjadi saksi bisu dari zaman keemasan Islam di Filipina, dimana masjid-masjid menjadi pusat kegiatan sosial, pendidikan, dan kebudayaan.
Masjid Syekh Karim al-Makdum, dengan arsitektur yang sederhana namun penuh makna, menjadi simbol dari keberlanjutan dan keabadian nilai-nilai Islam yang terus hidup dan berkembang di tengah masyarakat.
Kini, masjid ini tidak hanya menjadi objek wisata religi yang menarik, tetapi juga menjadi simbol dari identitas dan kebanggaan umat Muslim di Filipina. Pemerintah Filipina, melalui Museum Nasional dan Pusat Arkeologi Nasional, telah mengakui dan melindungi masjid ini sebagai salah satu situs bersejarah nasional.
BACA JUGA:Jaga Keselamatan dan Keamanan! Begini Tips Berlibur ke Wisata Air
BACA JUGA:Inilah Manfaat Kenapa Harus Memiliki Lingkungan yang Positif, Bisa Meningkatkan Produktivitas
Melalui masjid ini, kita diajak untuk mengenang dan menghargai sejarah panjang penyebaran Islam di Asia Tenggara.
Masjid Syekh Karim al-Makdum berdiri sebagai monumen yang mengingatkan kita akan pentingnya toleransi, kerukunan, dan pelestarian warisan budaya dalam membangun peradaban yang harmonis dan berkelanjutan.*