Pengorbanan Istri Para Pahlawan Yang Jarang Diketahui, Padahal Menentukan

Jumat 01-03-2024,10:00 WIB
Reporter : Amris
Editor : Amris

RADARMUKOMUKO.COM - Banyak pengorbanan para istri pahlawan nasional dalam berjuang untuk bangsa yang jarang diketahui.

Mereka rela hidup susah, berada dalam bahaya dan bahkan merelakan perhiasan dan hartanya demi perjuangan suami untuk kemerdekaan Indonesia.

Melansir dari berbagai sumber, salah satunya hidayatullah.com, berikut 6 istri pahlawan yang berkorban untuk perjuangan bangsa:

Inggit Garnasih

Salah satu istri Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno. Dalam buku “Ku Antar Kau ke Gerbang” karya Ramadhan KH. Saat mereka dalam zaman prakemerdekaan, saat-saat susah, peran Inggit tak bisa dikecilkan.

BACA JUGA:32 Tahun Soeharto Berkuasa Harga Murah, Ini Sederet Kelebihan Dari Orde Baru

Untuk membantu aktivitas Bung Karno inggit harus menjual perhiasan dan harta bendanya. Di samping itu, beliau juga membelikan buku-buku yang dibutuhkan oleh Soekarno. Sayang Inggit dan Bung Karno bercerai setelah mengantarnya ke gerbang kemerdekaan Indonesia.

Zainatun Nahar

Istri dari pahlawan nasional H. Agus Salim. Sang istri setia mendampingi Agus Salim selama berjuang, walau harus alami penderitaan. 

Bahkan demi membantu perjuangan sang suami, Zainatun Nahar rela menjual barang berharganya. Dalam buku “100 Tahun Haji Agus Salim” (1996: 78). Pernah suatu saat Haji Agus Salim kehabisan uang untuk membayar karyawan pada surat kabar yang dipimpinnya. 

Karena memang tidak punya, akhirnya sang istri berinisiatif menjual beberapa perhiasannya untuk menutupi kebutuhan tersebut.

Siti Alfiah

Istri panglima besar Jenderal Soedirman. Solichin Salam dalam buku “Djendral Soedirman Pahlawan Kemerdekaan” (1963: 115, 116) mengisahkan bahwa saat beliau meninggalkan Yogyakarta untuk gerilya, beliau mengirim utusan untuk bertemu istri beliau. Intruksi beliau, “Mintalah barang perhiasan setjukupnja kepada ibumu serta beritahukan bahwa barang-barang tersebut akan dipakai bekal gerilja, jang lamanya tidak bisa dipastikan.”

BACA JUGA:Satu Unit Jembatan di Mukomuko Dibangun Melalui Skema Dana Hibah Pemerintah Pusat

Siti Alfiah sebagai istri, bukan saja mengorbankan harta yang dimilikinya untuk perjuangan sang suami. Tapi dalam waktu yang sama dirinya harus siap dan rela kalau suami tercintanya itu bisa saja gugur di medan perjuangan. Suatu peran yang tidak bisa dipandang remeh.

Kategori :