RADARMUKOMUKO.COM - Dunia medis seringkali dihadapkan pada mitos-mitos yang beredar di masyarakat, salah satunya adalah anggapan bahwa susu dapat bertindak sebagai penawar mabuk. Namun, apa yang dikatakan oleh sains tentang hal ini?
Pertama-tama, penting untuk memahami apa yang terjadi dalam tubuh ketika seseorang mabuk.
Alkohol yang dikonsumsi akan masuk ke dalam aliran darah dan mempengaruhi sistem saraf pusat, yang menyebabkan perubahan mood, penurunan koordinasi, dan kemampuan berpikir. Proses detoksifikasi alkohol terjadi di hati, dimana alkohol dipecah menjadi zat yang lebih tidak berbahaya.
BACA JUGA:Kemunculan Buaya di Aliran Sungai Air Buluh Mukomuko Bikin Resah
Susu, yang kaya akan nutrisi, memang sering dianggap sebagai minuman yang dapat “melapisi” lambung dan melindungi dari efek iritasi alkohol.
Namun, klaim ini tidak didukung oleh bukti ilmiah yang kuat. Sebenarnya, susu dapat memperberat kerja lambung karena harus mencerna protein dan lemak yang terkandung di dalamnya, yang bisa jadi menambah beban pada sistem pencernaan yang sudah terganggu oleh alkohol.
Lebih lanjut, beberapa orang percaya bahwa susu dapat menetralkan alkohol dalam darah, namun ini juga tidak benar.
Tidak ada komponen dalam susu yang dapat mengubah atau menetralkan alkohol dalam darah.
Yang ada, konsumsi susu setelah minum alkohol dapat menyebabkan perut terasa tidak nyaman dan memperparah gejala mabuk.
BACA JUGA:Jaksa Segera Umumkan Tersangka Kasus Utang RSUD Mukomuko, Kerugian Negara Hingga Rp 3 Miliar
Jadi, meskipun susu adalah minuman yang bergizi, tidak ada dasar ilmiah yang mendukung penggunaannya sebagai penawar mabuk.
Jika Anda mencari cara untuk mengurangi efek mabuk, lebih baik mengandalkan metode yang telah terbukti seperti istirahat yang cukup, konsumsi air putih untuk rehidrasi, dan makanan ringan untuk menstabilkan kadar gula darah.
Ingatlah bahwa konsumsi alkohol yang bertanggung jawab adalah kunci untuk menghindari efek mabuk yang tidak diinginkan. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal sering mengalami mabuk berat, mungkin sudah saatnya untuk mempertimbangkan untuk mengurangi konsumsi alkohol atau mencari bantuan profesional.*