RADARMUKOMUKO.COM - Jalan nasional Alas Roban atau Jalur Alas Roban di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, menghubungkan Kota Batang dan Semarang dan merupakan bagian dari Jalur Pantura.
Jalan ini dikenal sebagai salah satu jalur tanjakan yang cukup curam dan penih kengerian.
Jalan alas roben yang menanjak berkelok sering menyebabkan kecelakaan.
Jika dari Kendal menuju Pekalongan harus melawati kawasan Alas Roben yang konon merupakan salah satu Jalur Tengkorak di Jawa Tengah.
Alas artinya Hutan, berarti kawasan ini adalah hutan belantara yang dibelah untuk dibuat jalan raya.
Untuk mengurangi risiko kecelakaan, maka saat ini sudah dibuatkan jalur alternatif di kawasan Alas Roban.
BACA JUGA:Jalan Tembus Mukomuko – Kerinci 45 Kilometer, Sekitar Satu Jam Perjalanan Melewati Hutan TNKS
BACA JUGA:Kabar Terbaru Jalan Mukomuko – Kerinci Sudah Tembus, Melewati Kawasan TNKS
Dilansir dari berbagai sumber, jalanan ini dibangun pemerintahan Gubernur Jendral Herman Willem Daendels, seorang Gubernur Jendral Hindia Belanda ke-36 yang memerintah antara tahun 1808-1811.
Jalan yang lebih dikenal dengan sebutan De Grote Postweg yang berarti Jalan Raya Pos ini dibangun untuk tujuan pembangunan infrastruktur sebagai dampak dari pertumbuhan penduduk.
Suatu hal yang tak boleh dilupakan oleh masyarakat Indonesia, pembangunan jalan di Daendels itu, Alas Roban lewat kerja paksa atau kerja rodi. Tidak sedikit nyawa warga yang meninggal dalam kerja paksa tersebut.
Mayat-mayat para pekerja yang meninggal juga dibuang di sini. Tercatat ada ribuan orang pribumi yang menjadi korban saat pembangunan tersebut.
Selain itu Alas Roban juga disebut menjadi tempat pembuangan mayat korban petrus di era orde baru tahun 1980-an. Ini didasari dari banyaknya saksi hidup yang mengatakan hampir sebagian besar para korban petrus saat itu dibuang di area Alas Roban ini.
BACA JUGA:Jalan Nasional Tergerus Erosi Tetap Ramai Dilewati, Alasannya Seindah Ini
BACA JUGA:Perjalanan Hidup Fatmawati Soekarno, Berasal dari Putri Bengkulu dan Berdarah Minangkabau