RADARMUKOMUKO.COM - Dibalik kemegahan gunung Everest yang berada di Nepal yang tidak pernah sepi dari wisatawan yang datang untuk naik ke puncaknya.
Di daerah ini hidup sebuh suku yang cukup terkenal, namanya Suku Mustang. Suku ini memiliki berbagai keunikan dan tradisi yang unik dan kadang tidak biasa bagi orang lain.
BACA JUGA:Memiliki Keberagaman Suku, Inilah 7 Pakaian Adat Tradisional di Nusa Tenggara Barat
Suku Mustang terpencil yang mendiami daratan tinggi Pegunungan Himalaya yang benar-benar tepat di perbatasan Nepal dan Tiongkok. Meski masuk dalam wilayah Nepal, mereka aslinya berasal dari Tibet dan menganut kepercayaan Buddha.
Masyarakat suku ini memegang teguh nilai tradisi nenek moyangnya bahkan hingga sekarang. Selain itu Suku Mustang ternyata masih mempercayai bahwa Bumi itu datar.
Dilansir dari berbai sumber, sebelumnya ada sebuah kerajaan besar yang bernama Lo, sekitar tahun 1380. Pada tahun 2008, pemerintah Nepal mencabut kekuasaannya. Maka, berakhirlah Kerajaan Lo. Namun, raja dan istananya tetap dipertahankan.
BACA JUGA:Suku Paling Tua di Indonesia, Nomor 1 Menghilang dan Nomor 7 Populasi Terbesar
Termasuk suku Mustang merupakan salah satu budaya tradisional asli Tibet terakhir yang masih tersisa dari Kerajaan Lo.
Suku Mustang pun terbagi menjadi dua bagian, yaitu Mustang Atas dan Mustang Bawah. Suku Mustang Atas atau yang juga dikenal dengan orang-orang Loba inilah yang masih menganut paham bahwa bumi itu datar.
Bahkan, mereka juga menganggap bahwa Ibu Kota Tibet merupakan pusat bumi.
Selain masih menganut paham bumi datar, Suku Mustang juga dikenal sangat religius. Hal ini dikarenakan suku ini masih menggelar festival yang digabungkan dengan perayaan doa yang tak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari mereka.
BACA JUGA:6 Suku di Indonesia Dikenal Sakti Karena Punya Ilmu Mistik, Dari Sumatera Hingga Papua
Uniknya lagi, para perempuan di suku ini diperbolehkan untuk melakukan poliandri dan memiliki lebih dari satu suami.
Suku Mustang juga menolak modernitas dari luar. Mereka masih tetap setia menggunakan kuda dan berjalan kaki, daripada tanahnya dihancurkan untuk jalan raya.
Bahkan sampai sebelum tahun 1991, mereka menolak para pendatang untuk datang dan hidup di sana.*