RADARMUKOMUKO.COM - Kedatangan Spanyol ke Indonesia dilatar belakangi oleh keberhasilan bangsa Portugis mendapat rempah-rempah. Pada tahun 1521, armada dua kapal milik Spanyol berhasil mencapai Maluku yang pada waktu itu sedang dilanda persaingan antara Ternate dan Tidore.
Kondisi demikian dimanfaatkan oleh Spanyol dengan memberikan dukungan kepada Tidore dalam menghadapi Ternate yang juga didukung oleh kekuatan Portugis.
Rombongan Spanyol diterima baik oleh masyarakat dan dijadikan sekutu oleh Kerajaan Tidore. Hal ini dikarenakan pada saat itu Tidore sedang bermusuhan dengan Kerajaan Ternate yang bersekutu dengan Portugis.
BACA JUGA:Jenis Senjata Berbagai Daerah di Indonesia Yang Digunakan Melawan Penjajah
Sebaliknya, kedatangan Spanyol di Maluku bagi Portugis merupakan pelanggaran atas hak monopoli. Oleh karena itu, timbullah persaingan antara Portugis dan Spanyol.
Melansir dari berbagai sumber, kedua negara sempat membagi dua wilayah jajahan dalam perjanjian Saragosa. Spanyol menjajah bagian barat dan Portugis pada bagian Timur. Kedua negara ini akhirnya bersatu dibawah kekuasaan Philip II tahun 1580.
Namun dalam perjalanannya, persaingan keduanya masih saja terjadi, karena ingin menopoliti.
Sebelum terjadi perang besar antara kedua bangsa tersebut yang akhirnya diselesaikan dengan Perjanjian Saragosa. Berdasarkan perjanjian tersebut, Spanyol harus keluar dari wilayah Maluku dan kembali ke Filipina. Sedangkan Portugis tetap berkuasa di Maluku dan melakukan aktivitas monopoli perdagangan.
BACA JUGA:Masa Penjajahan Sangat Menyakitkan, Tapi Tiga Daerah Ini Selamat
Belanda datang pada tahun 1596 tentunya menjadi ancaman bagi Spanyol dan Portugis. Keduanya tidak ingin membagi tanah jajahannya kepada Belanda.
Ternyata Belanda jauh lebih kuat. Negeri Kincir Angin itu mulai mendirikan dinasti perdagangan VOC di Banten pada tahun 1603. Bahkan, Belanda juga merebut benteng Portugis di Ambon dan membangun pusat perdagangan di sana.
Pusat perdagangan Spanyol di Manila juga turut Belanda alih pada tahun 1609. Perlakukan Belanda membuat Juan de Silva sebagai Gubernur Spanyol di Filipina geram. Ia ingin menghancurkan Belanda yang telah mengambil alih jalur perdangannya.
Juan de Silva bersama Gubernur Portugis, Jerónimo de Azevedo, sepakat membangun armada untuk menyerang Belanda di Manila.
BACA JUGA:7 Macam Rempah Asal Indonesia Seharga Emas Yang Dicari Penjajah, Ternyata Untuk Ini
Sayangnya, pada tahun 1651 armada Portugis tak kunjung datang ke Manila. Hingga akhirnya, Juan de Silva memerahkan sendiri armada Spanyol ke Jawa dan Maluku.