- Rizki yang berkah bisa meningkatkan kualitas ibadah dan akhlak pemiliknya. Pemiliknya semakin rajin, istiqomah, dan khusyu' dalam beribadah kepada Allah. Pemiliknya juga semakin baik, jujur, adil, dan santun dalam berinteraksi dengan sesama makhluk. Pemiliknya juga semakin peduli, berempati, dan beramal kepada orang yang membutuhkan.
BACA JUGA:Benarkah Orang yang Sudah Meninggal dapat Melihat Manusia di Dunia ? Ini Pandangannya Menurut Islam
BACA JUGA:3 Jenis Sedekah yang Ternyata Haram Hukumnya Menurut Islam
2. Rizki yang tidak berkah adalah rizki yang diperoleh dengan cara yang haram, tidak sesuai dengan syariat Allah, melanggar hak-hak orang lain, atau merugikan diri sendiri atau orang lain. Rizki yang tidak berkah juga adalah rizki yang disertai dengan rasa kufur, maksiat, dan kejahatan kepada Allah dan makhluk-Nya. Rizki yang tidak berkah akan membawa mudharat, keburukan, dan kesengsaraan bagi pemiliknya dan orang lain. Ciri-ciri rizki yang tidak berkah antara lain:
- Rizki yang tidak berkah bisa memberikan rasa tidak nyaman dan gelisah kepada pemiliknya. Pemiliknya merasa khawatir, cemas, atau takut kehilangan rizkinya, karena ia tahu bahwa rizkinya berasal dari cara yang haram dan bisa diambil oleh Allah kapan saja.
- Rizki yang tidak berkah bisa membuat pemiliknya bersikap tamak, yaitu terlalu menggantungkan diri pada dunia dan segala isinya. Pemiliknya terlalu terikat dengan rizkinya, dan mengabaikan akhirat dan ridha Allah. Pemiliknya juga sombong, iri, atau dengki dengan rizki orang lain, dan tidak bersyukur atau berbagi dengan orang lain.
- Rizki yang tidak berkah bisa menurunkan kualitas ibadah dan akhlak pemiliknya. Pemiliknya semakin malas, lalai, dan riya' dalam beribadah kepada Allah. Pemiliknya juga semakin buruk, dusta, zalim, dan kasar dalam berinteraksi dengan sesama makhluk. Pemiliknya juga semakin acuh, bakhil, dan berdosa kepada orang yang membutuhkan.
3. Rizki yang samar sumbernya adalah rizki yang tidak jelas apakah diperoleh dengan cara yang halal atau haram, atau apakah disertai dengan rasa syukur atau kufur. Rizki yang samar sumbernya bisa berasal dari hasil usaha, warisan, hadiah, atau sumber lain yang tidak diketahui asal-usulnya. Rizki yang samar sumbernya bisa menjadi berkah atau tidak berkah, tergantung dari niat, sikap, dan perilaku pemiliknya. Ciri-ciri rizki yang samar sumbernya antara lain:
- Rizki yang samar sumbernya bisa memberikan rasa ragu dan bimbang kepada pemiliknya. Pemiliknya tidak yakin apakah rizkinya berasal dari Allah atau bukan, atau apakah rizkinya halal atau haram. Pemiliknya juga tidak tahu apakah rizkinya akan membawa manfaat atau mudharat bagi dirinya dan orang lain.
- Rizki yang samar sumbernya bisa membuat pemiliknya bersikap waspada, yaitu tidak terlalu menggantungkan diri pada dunia dan segala isinya, tetapi juga tidak mengabaikan akhirat dan ridha Allah. Pemiliknya tidak terlalu terikat dengan rizkinya, tetapi juga tidak zuhud. Pemiliknya juga tidak sombong, iri, atau dengki dengan rizki orang lain, tetapi juga tidak bersyukur atau berbagi dengan orang lain.
- Rizki yang samar sumbernya bisa mempengaruhi kualitas ibadah dan akhlak pemiliknya, baik secara positif maupun negatif. Pemiliknya bisa menjadi lebih rajin, istiqomah, dan khusyu' dalam beribadah kepada Allah, atau bisa menjadi lebih malas, lalai, dan riya'. Pemiliknya juga bisa menjadi lebih baik, jujur, adil, dan santun dalam berinteraksi dengan sesama makhluk, atau bisa menjadi lebih buruk, dusta, zalim, dan kasar. Pemiliknya juga bisa menjadi lebih peduli, berempati, dan beramal kepada orang yang membutuhkan, atau bisa menjadi lebih acuh, bakhil, dan berdosa.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa cara mengenali rizki yang berkah atau tidak berkah menurut Islam adalah dengan melihat cara memperolehnya, rasa yang menyertainya, dan dampak yang ditimbulkannya. Rizki yang berkah adalah rizki yang halal, syukur, dan bermanfaat. Rizki yang tidak berkah adalah rizki yang haram, kufur, dan mudharat. Rizki yang samar sumbernya adalah rizki yang tidak jelas, ragu, dan bergantung. Wallahu a'lam.*