BACA JUGA:Bikinnya Cuma Diawur-awur, Begini Cara Membuat Iwel-iwel Gula Merah Enak dan Bikin Nagih
Ia juga mendapat persaingan dari perusahaan-perusahaan minyak lain yang lebih besar dan berpengalaman, seperti Shell dan Standard Oil.
Pada 1876, Reerink mengajukan permohonan pinjaman modal kepada NV Nederlandsche Handel Maatschappij (NHM), sebuah perusahaan dagang milik Belanda. Namun, permohonannya ditolak karena NHM tidak yakin dengan prospek usaha minyak Reerink. Akhirnya, Reerink memutuskan menutup sumur-sumurnya dan kembali ke usaha dagang sebelumnya.
Reerink meninggal di Batavia pada 1896. Ia tidak pernah mendapat pengakuan atas jasanya sebagai pionir penambangan minyak bumi di Indonesia. Namun, sumur-sumur yang dibor oleh Reerink masih ada hingga sekarang, dan menjadi saksi bisu sejarah perminyakan Indonesia.*