RADARMUKOMUKO.COM - Raden Urip Sumoharjo merupakan seorang Jenderal TNI dengan nama Raden Oerip Soemohardjo lahir 22 Februari 1893 di Purworejo, Hindia Belanda. Ia juga kepala staf umum Tentara Nasional Indonesia pertama pada masa Revolusi Nasional Indonesia.
Dilansir dari berbagai sumber salah satunya wikipedia, Oerip kecil adalah anak nakal. Bahkan ia terkenal di kampungnya, sebuah desa kecil bernama Sindurjan yang berada di wilayah Purworejo. Di balik tingkah-polahnya itu, sejak kecil ia sudah memperlihatkan karakter kepemimpinan yang kuat.
Hal itu terlihat dari dirinya yang seringkali menjadi pemimpin teman-teman sebayanya, termasuk ketika bertanding bola di lapangan kampung.
BACA JUGA:Pahlawan Ini Berani Menentang Belanda yang Ingin Memisahkan Indonesia dan Papua
BACA JUGA:Sederet Pahlawan Nasional Yang Jarang Diingat, Jarang ada Dalam Buku Pelajaran
Perubahan nama Muhammad Sidik menjadi Oerip Soemohardjo bermula ketika Sidik tak sadarkan diri usai jatuh dari pohon saat bermain. Beruntungnya, ia selamat dan ibunya pun kemudian mengirim surat ke Trenggalek untuk meminta nasihat kepada ayahnya yang merupakan seorang Bupati.
Sesuai kepercayaan orang Jawa, Widjojokoesoemo menyarankan agar nama Sidik diganti agar terhindar dari petaka. Nama baru yang dipilih adalah 'Oerip', dalam bahasa Jawa berarti hidup atau selamat.
Meski masih tetap saja nakal. Namun, justru kenakalan itulah yang membentuk Oerip sebagai manusia berprinsip kuat.
Orang tuanya menginginkan dirinya untuk mengikuti jejak kakeknya sebagai bupati, oleh sebab itu, setamat sekolah dasar, ia dikirim ke Sekolah Pendidikan Pegawai Pribumi (OSVIA) di Magelang.
Ibunya wafat saat ia menjalani tahun kedua di sekolah, dan Oerip berhenti sekolah untuk mengikuti pelatihan militer di Meester Cornelis, Batavia (kini Jatinegara, Jakarta). Setelah lulus pada tahun 1914, ia menjadi letnan di Koninklijk Nederlands-Indische Leger (KNIL), tentara pemerintah kolonial Belanda.
Oerip bertugas selama hampir 25 tahun, ia ditempatkan di tiga pulau berbeda dan dipromosikan beberapa kali, dan akhirnya menjadi perwira pribumi dengan pangkat tertinggi di KNIL.
Ia pernah mengundurkan diri dari jabatannya tahun 1938 setelah berselisih dengan Bupati Purworejo. Oerip dan istrinya, Rohmah, kemudian pindah ke sebuah desa di dekat Yogyakarta.
BACA JUGA:Pahlawan Yang Tak Pernah Kalah Lawan Belanda Hingga Usia Senja, Berjuluk Tuan Yang Diberkahi
BACA JUGA:Suratmi, Aktris Lawak Yang Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, Ternyata Ini Alasannya
Setelah Jerman Nazi menginvasi Belanda pada bulan Mei 1940, Oerip dipanggil kembali untuk bertugas. Ketika Kekaisaran Jepang menduduki Hindia dua tahun kemudian, Oerip ditangkap dan ditahan di kamp tawanan perang selama tiga setengah bulan. Ia melalui sisa masa pendudukan Jepang di vilanya.