Ia aktif terlibat menumpas beberapa gerakan pemberontakan, seperti DI/TII, operasi PRRI-Permesta, hingga Mandala-Trikora. Ong Tjong Bing juga diminta untuk mendirikan rumah sakit militer di Jayapura dan menjadi Kepala Kesehatan Kodam Cendrawasih pertama di sana. Hingga akhirnya pejuang tersebut pensiun pada tahun 1976 dengan menyandang pangkat Letnan Kolonel.
Sho Bun Seng
Sho Bun Seng seorang penggiat seni yang aktif dalam kelompok sandiwara Dardanela di Aceh tahun 1920-an. Dari situlah sikap anti-Belanda dan rasa cintanya terhadap Tanah Air tumbuh.
Selanjutnya ia pindah ke Padang dan bergabung ke dalam kelompok gerilya yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Ismail Lengah.
Bun Seng juga mendapatkan tugas memata-matai Pao An Tui, sebutan untuk kelompok Tionghoa yang pro terhadap Belanda.
Kiprahnya berlanjut hingga pasca kemerdekaan, dimana ia bergabung dengan Batalyon Pagarruyung, terlibat dalam menumpaskan pemberontakan DI/TII, dan berbagai aktivitas berbahaya lain demi mencapai Indonesia yang benar-benar merdeka.
Pada tahun 1958, ia pun memutuskan berhenti dari dunia militer dan kembali menggeluti seni. Sho Bun Seng meninggal pada usia 89 tahun di tahun 2000.
John Lie
John Lie lahir di Manado pada 9 Maret 1911, Ia juga kerap disapa Daniel Dharma. John Lie adalah pejuang keturunan Tionghoa, merupakan perwira Angkatan Laut RI pada masa penjajahan Jepang, Millens.
Kiprahnya yang membuat namanya cukup dikenal ialah ketika dia berhasil menembus blokade Belanda di Sumatera dan menukar komoditas Indonesia dengan senjata.
BACA JUGA:Pejuang Yang Hampir Terlupakan, Kusno Wibowo Yang Merobek-robek Bendera Belanda di Hotel Yamato
Pada 1950, Lie aktif dalam menumpaskan gerakan pecah belah Republik Maluku Selatan (RMS) dan pemberontakan PRRI dan banyak lagi kontribusi John Lie terhadap kemerdekaan RI.
Tjia Giok Thwam
Basuki Hidayat begilah kebanyakan orang mengenal sosok keturunan Tionghoa yang bernama asli, Tjia Giok Thwam. Ia berasal dari Surabaya, Jawa Timur, kelahiran 1927.
Diketahui, Tjia Giok Thwam sudah terlibat dalam pertempuran melawan Belanda sejak umur 18 tahun dengan bergabung dalam Pasukan 19 Corps Mahasiswa Djawa Timur (CMDT).