“Pada akhirnya Yuri sudah benar-benar yakin akan lengkapnya sendiri, walau tak bisa diucapkan secara pasti. Tapi ia tahu kepada ia jatuh cinta pada Bung Karno yang usianya berselisih sekitar 45 tahun. bukan apa-apa. Selisih yang begitu belum berarti dibandingkan dengan cinta yang telah saling berpaut.”
“Maka ketika kekasihnya itu meminta untuk mendampingi atau dengan kata lain menjadi istrinya, ia cuma mengangguk penuh keharuan. Yurike masih ingat bahwa dalam sinar mata Bung Karno menjanjikan sejuta kebahagiaan. Hati wanitanya menjadi luluh, karena berhadapan dengan kenyataan yang berbicara tentang ketulusan dan keikhlasan,” tertulis dalam buku Bung Karno: Perginya Seorang Kekasih, Suamiku, & Kebahagiaanku (1978).*