RADARMUKOMUKO.COM - Merujuk dari berbagai sumber sejarah tertulis salah satunya wikipedia.org, maupun dari ungkapan para tokoh, Portugis sudah menjelajahi Indonesia lebih dulu, namun fokusnya bagian timur saja. Belanda belum masuk, hanya perantara atau pengecer rempah-rempah yang dibawa Portugis dari Nusantara.
Mulai tahun 1585, Belanda tidak lagi mengambil rempah-rempah dari Portugis karena sudah dikuasai oleh Spanyol. Kondisi ini mendorong bangsa Belanda untuk mengadakan penjelajahan samudra.
Pada bulan April 1595, Belanda memulai pelayaran menuju Nusantara dengan empat buah kapal di bawah pimpinan Cornelis de Houtman.
Belanda menempuh rute Pantai Barat Afrika–Tanjung Harapan–Samudra Hindia–Selat Sunda–Banten. Pada saat itu Banten berada di bawah pemerintahan Maulana Muhammad (1580-1605).
BACA JUGA:Sosok Pahlawan 'Setia Sampai Mati' Mongisidi, Tolak Pengampunan Belanda Rela Ditembus Timah Panas
Kedatangan rombongan Cornelisde Houtman, diterima baik oleh masyarakat Banten dan diizinkan untuk berdagang. Namun, karenanya sikap yang kurang baik, pedagang Belanda kemudian diusir dari Banten.
Mereka meneruskan perjalanan ke timur akhirnya sampai di Bali Rombongan kedua dari Negeri Belanda di bawah pimpinan Jacob van Neck dan Van Waerwyck, dengan delapan buah kapal di Banten pada bulan November 1598.
Suksesnya pedagang rombongan Van Neck, membuat orang Belanda yang lain untuk datang ke Indonesia. Akibatnya terjadi persaingan di antara pedagang-pedagang Belanda sendiri.
Setiap kongsi bersaing secara ketat. Di samping itu, mereka juga harus menghadapi persaingan dengan Portugis, Spanyol, dan Inggris.
Untuk menanggulangi dampak persaingan tersebut, pada 1602, dibentuklah Vereenig de Oost Indische Compagnie (VOC) sebagai perserikatan dagang Belanda. Lewat VOC, perusahaan dagang swasta bersatu dan menghilangkan persaingan sesama pedagang Belanda.
Berdirinya VOC juga menjadi tonggak dominasi Belanda di nusantara. Setelah berhasil memonopoli perdagangan rempah, menguasai Batavia dan sebagian Jawa, hingga mengendalikan raja-raja lokal, VOC menjadi representasi awal dari kolonialisme Belanda di nusantara.
Masa VOC pada 1602 hingga 1800 disebut bukan periode penjajahan, melainkan kapitalisme. Hal ini disebabkan yang berkuasa adalah modal VOC yang memiliki misi dagang.
Pada masa ini belum ada gerakan atau ungkapan penjajahan, masih sebatas hubungan perdagangan untuk rempah-rempah. Persaingan yang terjadi antara pedagang dari eropa itu sendiri.
Para pedagang dari eropa yang tergabung dalam VOC, mengambil rempah dengan cara bisnis, bukan dengan paksa atau pembodohan lainnya.