RADARMUKOMUKO.COM - Keris adalah salah satu senjata tradisional yang paling terkenal di Indonesia.
Keris tidak hanya digunakan sebagai alat perang, tetapi juga sebagai simbol kebudayaan dan keagamaan. Banyak keris yang memiliki kisah sejarah dan mistik yang menarik, salah satunya adalah keris Kyai Subchi.
Keris Kyai Subchi adalah keris yang dibuat oleh seorang ulama bernama Kiai Subkhi asal Temanggung, Jawa Tengah.
Kiai Subkhi adalah salah satu tokoh pergerakan nasional yang berperan dalam membangkitkan semangat juang rakyat Indonesia melawan penjajah Belanda dan Jepang.
Kiai Subkhi dikenal sebagai pencetus ide bambu runcing, yaitu senjata sederhana yang terbuat dari bambu yang diruncingkan.
Bambu runcing digunakan oleh para pejuang kemerdekaan yang tidak memiliki senjata api, bambu runcing menjadi lambang keberanian dan pengorbanan dalam meraih kemerdekaan¹.
BACA JUGA:Bangunan Benteng Pertahanan Belanda, Angker Tapi Menjadi Tempat Wisata Sejarah
Selain bambu runcing, Kiai Subkhi juga membuat keris Kyai Subchi sebagai senjata andalannya. Keris ini dibuat dengan menggunakan besi tua dari rel kereta api yang dirampas dari penjajah Belanda. Keris ini memiliki bentuk yang unik, yaitu berbilah lurus dengan pamor berbentuk bintang.
Menurut cerita, keris Kyai Subchi memiliki kekuatan gaib yang luar biasa. Keris ini konon berisi jin yang setia kepada Kiai Subkhi dan membantunya dalam berbagai kesulitan.
Jin tersebut bisa mengeluarkan api dari ujung keris, membuat keris menjadi panas atau dingin sesuai keinginan pemiliknya, dan melindungi pemiliknya dari serangan musuh.
Salah satu kisah yang paling terkenal tentang keris Kyai Subchi adalah ketika Kiai Subkhi berhasil menyelamatkan diri dari pengejaran tentara Jepang.
Pada suatu hari, Kiai Subkhi sedang berada di sebuah rumah di desa Parakan, Temanggung. Tiba-tiba, rumah tersebut dikelilingi oleh tentara Jepang yang ingin menangkapnya.
Kiai Subkhi tidak punya jalan keluar selain melawan dengan menggunakan keris Kyai Subchi. Dengan bantuan jin dalam keris, ia berhasil mengalahkan beberapa tentara Jepang dan melarikan diri dari rumah tersebut. Namun, ia masih dikejar oleh tentara Jepang lainnya.
Kiai Subkhi kemudian berlari menuju sungai Progo yang mengalir di dekat desa tersebut, ia melompat ke sungai dan berenang ke arah seberang, tentara Jepang yang mengejarnya tidak bisa menembaknya karena jaraknya terlalu jauh.