RADARMUKOMUKO.COM - Keris Kyai Jong Wiyat adalah salah satu senjata pusaka yang dimiliki oleh Indonesia.
Keris ini berada di Museum Diponegoro, Yogyakarta. Keris ini memiliki panjang sekitar 40 cm, lebar 3 cm, dan tebal 0,5 cm. Keris ini terbuat dari besi dan pamor yang memiliki motif khas.
Keris Kyai Jong Wiyat memiliki sejarah yang panjang dan penuh dengan kisah heroik. Menurut salah satu versi, keris ini dibuat oleh Pangeran Diponegoro, seorang pahlawan nasional asal Yogyakarta.
Pangeran Diponegoro membuat keris ini dengan bantuan seorang pandai besi bernama Ki Ageng Mangir. Keris ini kemudian digunakan oleh Pangeran Diponegoro dan pasukannya untuk melawan Belanda dalam Perang Diponegoro.
Perang Diponegoro adalah perang yang terjadi pada tahun 1825-1830 antara Kerajaan Mataram dan Belanda. Perang ini dipicu oleh kebijakan Belanda yang mengambil tanah-tanah milik rakyat Jawa untuk dijadikan perkebunan dan jalan raya.
Pangeran Diponegoro sebagai putra mahkota Mataram merasa tersinggung dan memimpin perlawanan bersenjata melawan Belanda. Perang ini melibatkan sekitar 200 ribu pejuang Jawa dan 15 ribu tentara Belanda.
Menurut versi lain, keris ini dibuat oleh Sunan Kalijaga, seorang wali yang menyebarkan Islam di Jawa pada abad ke-15.
Sunan Kalijaga membuat keris ini dengan bantuan seorang pandai besi bernama Ki Ageng Pleret.
Keris ini kemudian digunakan oleh Sunan Kalijaga dan muridnya, Panembahan Senopati, untuk melawan Mataram.
Mataram adalah kerajaan yang didirikan oleh Ki Ageng Pemanahan pada abad ke-16. Mataram berusaha untuk menyatukan seluruh wilayah Jawa di bawah kekuasaannya.
Namun, Mataram juga menghadapi perlawanan dari beberapa kerajaan lain, seperti Demak, Banten, dan Giri. Sunan Kalijaga dan Panembahan Senopati sebagai tokoh-tokoh Islam berperan dalam menghadapi ekspansi Mataram.
Keris Kyai Jong Wiyat juga memiliki kisah mistis yang melekat padanya. Keris ini dipercaya memiliki kekuatan gaib yang dapat memberikan kemenangan, kesaktian, atau kejayaan bagi pemiliknya.
Beberapa keris bahkan dikatakan memiliki roh atau khodam yang dapat berkomunikasi dengan pemiliknya.