RADARMUKOMUKO.COM - Tentu warga Indonesia wajin tahu dengan sosok Jendral Ahmad Yani, karena dia merupakan salah satu perjuang dan pahlawan revolusi yang gugur saat peristiwa G30S PKI pada 1965.
Melansir dari berbagai sumber sejarah salah satunya wikipedia, Ahmad Yani merupakan sosok pejuang yang berani dan memiliki strategi perang yang jitu saat menghadapi musih. Setelah Proklamasi Kemerdekaan, Ahmad Yani memimpin batalion hingga menang dalam pertempuran melawan tentara Inggris di Magelang.
Jendral Ahmad Yani kemudian juga mempertahankan Magelang dari tentara Belanda dan mendapat julukan "Juruselamat Magelang". Pencapaian yang juga menonjol dari karier Yani di masa ini adalah serangkaian serangan gerilya yang digencarkan pada awal tahun 1949 untuk mengalihkan perhatian tentara Belanda, sementara Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Letnan Kolonel Soeharto melakukan persiapan serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta. Ahmadi Yani juga sosok penting dalam memadamkan pemberontakan DI/TII dan sebagainya.
Dibalik sosoknya sebagai seorang pejuang dan tentara yang akrab dengan berbagai pertempuran, ternyata kisah cinta Ahmad Yani juga cukup romantis dan menarik untuk diketahui.
BACA JUGA:17 Pahlawan Wanita Indonesia, Termasuk Fatmawati Soekarno dan Ibu Tien Soeharto
BACA JUGA:Kisah Cinta Beda Agama Pahlawan Nasional, Terpisah Karena Keadaan Hingga Ditembus Peluru
Istri Jendral Ahmad Yani bernama Bandiah Yayu Rulia atau sering disebut Yayuk yang dinikahi pada tahun 1944. Tidak banyak yang tahu, ternyata Yayuk dulunya merupakan guru belajar mengetik Ahmad Yani.
Diceritakan, dikutib dari akun tiktok capt.juandaofficial yang melansir dari kisah dalam buku "profil seorang prajurit" kala itu untuk menambah keterampilannya dan menjadi syarat karirnya Ahmad Yani harus bisa mengetik.
Akhirnya ia belajar mengetik pada Yayuk R Sutodiwiryo, kurang lebih tiga bulan lamanya, Yani belajar mengetik. Seringnya bertemu, ternyata menimbulkan benih cinta diantara keduanya.
Akhirnya orang tua Ahmad Yani melamar Yayuk dan gayung bersambut, langsung direstui keluar Yayuk. Akhirnya pada 1944, ditemani sang ayak, Pak Wongso akhirnya mereka pergi melakukan pernikahan dengan naik sepeda.
Dari sini dapat dikatakan Yani dan Yayuk merupakan "Cinta Murid Kepala Guru Ngetik".
Dari pernikahannya itu mereka kemudian dikarunia 8 anak. Selama membina rumah tangga, Ahmad Yani lakukan dengan cara sederhana. Meskipun keturunan keluarga berada di Purworedjo, mereka memilih hidup sederhana di perumahan tentara Magelang, Jawa Tengah.
Ahmad Yani menjadi seorang suami, dan ayah yang baik, dan bertanggung jawab. Tetap mencintai keluarga sepenuh hati hingga akhir hayat tiba pada 30 September 1965.
Saat PKI bersama anggota kontra Angkatan Darat melakukan upaya untuk menyingkirkan nama-nama yang terlibat dalam Dewan Jenderal, salah satunya Ahmad Yani.
Meskipun keberadaan Dewan Jenderal ini ternyata fiktif, namun PKI tetap melakukan penangkapan pada nama-nama yang mereka curigai sebagai kaki tangan Amerika Serikat. PKI juga membunuhnya secara keji di Lubang Buaya.