Kendati demikian, kebijakan tersebut tidak memberikan hasil yang berarti dikarenakan adanya blokade ekonomi oleh Belanda dengan menutup akses ekspor impor yang mengakibatkan negara merugi sebesar 200.000.000.
Usaha-usaha lain yang dilakukan oleh pemerintah RI untuk mengatasi masalah ekonomi adalah menyelenggarakan konfrensi ekonomi pada bulan Februari tahun 1946.
Agenda utamanya adalah usaha peningkatan produksi pangan dan cara pendistribusiannya, masalah sandang, serta status dan administrasi perkebunan milik swasta asing.
Belum banyak sektor pendapatan negara, pendidikan dan tatanan sosial yang bisa dibangkitkan.
Untuk keamanan sendiri cukup kacau, karena Sekutu diboncengi Belanda kembali berusaja menjajah Indonesia. Bahkan Belanda tidak mengakui kemerdekaan Indonesia yang sudah diproklamasikan.
Seperti diketahui, berbagai perlawanan dan perperangan terjadi dalam rangka mempertahankan kemerdekaan Indonesia.*