Kadang kala sentimen itu membuatnya dikeroyok sinyo-sinyo rasis. Ia kemudian membalasnya dengan perjuangan melawan penjajah Belanda lewat pena dan biola.
Dalam perjalanannya, perlakukan rasis nan congkak sinyo-sinyo di masa kolonial membuat sebagian besar kaum bumiputra menaruh dendam kesumat kepada mereka.
Berawal dari dendam itulah, kaum bumiputra yang merasa marah kemudian berbalik membenci perkaluan rasis sinyo Belanda terdahulu.
Momentum masuknya Jepang hingga masa-masa setelah proklamasi kemerdekaan jadi jalan mereka balas dendam.
Sebab, di masa penjajahan Jepang sinyo-sinyo yang dulunya bangga terlahir sebagai ras Eurasia, yang cenderung menutupi asal-usul keindonesiaannya. Mereka buru-buru menyelamatkan diri dengan meninggalkan keterikatan mereka dengan lelulur Eropanya.
Juga mereka jadi korban belas dendam pemuda republik yang liar, marah, dan tak kalah rasis di tahun-tahun revolusi kemerdekaan Indonesia.*