Perang Batak Bukan Hanya Keras Suaranya, tapi Perlawanannya Terpanjang Dalam Sejarah

Minggu 17-09-2023,17:42 WIB
Reporter : Tim Redaksi RM
Editor : Ahmad Kartubi

Ia juga berhasil menyergap dan membunuh seorang komandan Belanda bernama Christoffel van Heutsz pada tahun 1893.

Tokoh lainnya adalah Si Singamangaraja XII, seorang raja dan pemimpin agama marga Toba. Ia dihormati dan disegani oleh seluruh suku Batak karena dianggap sebagai keturunan dewa.

Ia memimpin perlawanan suku Batak dengan menggunakan kekuatan gaib dan ilmu hitam. Ia juga mengobarkan semangat juang rakyat dengan menyebarkan surat-surat edaran yang berisi ajakan untuk melawan Belanda.

Selain itu, ada juga Raja Asahan (Tuanku Imam Bonjol), seorang pemimpin marga Mandailing. Ia merupakan cucu dari Tuanku Imam Bonjol, pahlawan nasional Indonesia yang memimpin perang Padri di Sumatra Barat.

Ia melanjutkan perjuangan kakeknya dengan menggalang persatuan antara suku Batak dan suku Minangkabau untuk melawan Belanda.

BACA JUGA:7 Pemberontakan Yang Dihadapi Indonesia Setelah Merdeka, Saling Serang Sesama Anak Bangsa Hingga Banyak Korban

BACA JUGA:Pesta Rakyat Simpedes: Kerap Ikut Pameran BRI, UMKM Kripik ‘So Kressh’ Punya Ribuan Re-Seller

Perlawanan suku Batak berakhir pada tahun 1907, setelah Belanda berhasil menewaskan Si Singamangaraja XII dan keluarganya di Desa Dairi.

Kematian Si Singamangaraja XII merupakan pukulan besar bagi moral dan semangat juang suku Batak.

Sebagian besar wilayah Tapanuli akhirnya jatuh ke tangan Belanda.

Namun, perlawanan suku Batak tidak sia-sia. Mereka telah menunjukkan keberanian dan kegigihan yang luar biasa dalam mempertahankan tanah air dan kebudayaan mereka.

Mereka juga telah menginspirasi generasi-generasi berikutnya untuk terus berjuang melawan penjajah. Perang Batak merupakan salah satu perang yang paling heroik dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia.*

 

 

 

 

Kategori :