Mereka berhasil membakar beberapa bangunan milik Belanda, termasuk gudang senjata dan amunisi. Mereka juga berhasil membunuh beberapa pejabat Belanda, termasuk Residen Nias, Kapten Schouten.
- Pertempuran Gunungsitoli pada tahun 1906, ketika Saönigeho berhasil menguasai kota Gunungsitoli, pusat kekuasaan Belanda di Nias. Saönigeho dan pasukannya mengepung kota tersebut dari darat dan laut, dan berhasil menembus pertahanan musuh.
Mereka berhasil menghancurkan benteng Belanda yang terletak di bukit Cengkeh, dan membunuh banyak tentara Belanda. Mereka juga berhasil menawan Gubernur Nias, Mayor Jenderal Van Heutsz, yang kemudian dibebaskan setelah menandatangani perjanjian damai dengan Saönigeho.
Perlawanan suku Nias yang dipimpin oleh Saönigeho ini merupakan salah satu perlawanan rakyat Indonesia yang paling mengguncang Belanda.
Perlawanan ini menunjukkan bahwa suku Nias memiliki semangat juang yang tinggi dan tidak mau tunduk kepada penjajah asing.
Perlawanan ini juga menunjukkan bahwa suku Nias memiliki kearifan lokal yang luar biasa, seperti dalam pembuatan senjata tradisional, pembangunan benteng-benteng, dan penyelenggaraan ritual-ritual.*