Untuk menandai kedewasaan, perut gadis yang baru mendapat haid tersebut disayat dengan beberapa torehan luka berbentuk garis memanjang.
Rasanya sudah pasti menyakitkan karena proses berlangsungnya ritual tidak disertai dengan obat bius atau tindakan medis untuk pencegahan infeksi.
BACA JUGA:Nyali Belanda Ciut Hadapi Suku Dayak, Melihat Van Daalen Terbunuh Cuma Pakai Sumpit
BACA JUGA:Cerita Keberadaan Suku Manusia Miliki Ekor di Kalimantan, Wajah Sangar dan Mata Tajam
Ritual ini sifatnya wajib bagi para perempuan di sana. Selain menandakan kedewasaan, sayatan-sayatan ini dipercaya dapat meningkatkan kesuburan si gadis.
Seorang gadis baru bisa disebut wanita sejati jika sudah memiliki empat bekas sayatan di perutnya. Dengan begitu mereka pun bisa mendapatkan jodoh yang baik.
Suku Sabiny
Tradisi khitan atau sunat terhadap kaum wanita sudah cukup umum dilakukan. Namun yang dipraktekkan Suku Sabiny yang berada di Uganda, suku mengerikan.
Khitan yang mereka lakukan adalah memotong sebagian atau seluruh klitoris wanita. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi hasrat seksual para wanita, sehingga mereka akan setia pada suaminya.
Khitan wanita ini konon sakitnya sepuluh kali lipat khitan pria apalagi suku ini tak mengenal obat bius menghilang rasa sakit.
Rasa sakit saat proses khitan juga dimaksudkan supaya kelak ketika melahirkan, para wanita ini dapat menahan rasa sakitnya.
Suku Kamerun
Sebagian warga di beberapa suku di Kamerun percaya bahwa dada yang besar akan menimbulkan ketertarikan pria yang berlebihan.
Oleh sebab itu, para wanita akan disetrika dadanya menggunakan palu, batu, bahkan spatula yang sudah dipanaskan. Setelah itu mereka akan disuruh memakai korset supaya dadanya tidak menonjol.
Hal ini dipercaya dapat menghindarkan para gadis dari pelecehan oleh kaum pria yang dapat memicu kehamilan di luar nikah yang dianggap sangat memalukan.
BACA JUGA:Gaya Hidup Kono Suku Mangaia, Anak Laki-Laki Bawah Umur dan Gadis Dipaksa Dewasa