RADARMUKOMUKO.COM - Tari Jaipong adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari Jawa Barat.
Tarian ini merupakan hasil kreativitas seniman Sunda, Gugum Gumbira, yang menciptakan tarian ini pada tahun 1976.
Tari Jaipong menggabungkan unsur-unsur tari rakyat, seperti ketuk tilu, bajidoran, dan pencak silat, dengan iringan musik tanjidor.
Musik tanjidor sendiri adalah musik yang dibawa oleh penjajah Belanda ke Indonesia pada abad ke-18.
BACA JUGA:Nyali Belanda Ciut Hadapi Suku Dayak, Melihat Van Daalen Terbunuh Cuma Pakai Sumpit
BACA JUGA:Belanda Kesal Sendiri Menghadapi Suku Samin Blora, Mereka Tidak Melawan Tapi Tidak Nurut
Musik ini menggunakan alat-alat musik tiup seperti terompet, klarinet, dan trombon, serta alat musik pukul seperti drum dan simbal.
Musik tanjidor biasanya dimainkan untuk mengiringi upacara-upacara militer atau perayaan-perayaan rakyat.
Tari Jaipong menampilkan gerakan-gerakan yang dinamis, enerjik, dan ekspresif.
Tarian ini biasanya dilakukan oleh seorang penari wanita atau pasangan penari laki-laki dan wanita.
Penari menggunakan kostum yang khas, seperti kebaya, kain batik, dan selendang untuk wanita, serta baju lengan panjang, celana panjang, dan iket untuk laki-laki.
Penari juga menggunakan aksesori seperti gelang, kalung, anting-anting, dan sanggul untuk wanita, serta sabuk dan pisau untuk laki-laki.
Tari Jaipong merupakan salah satu budaya peninggalan penjajah yang terinspirasi dari musik tanjidor.
Tarian ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia mampu mengolah budaya asing menjadi budaya lokal yang khas dan unik. Tari Jaipong juga menjadi salah satu tarian tradisional yang populer dan digemari oleh banyak orang.
BACA JUGA:Pengaruh Bahasa Penjajah Belanda, Banyak Terapan Bahasa Belanda Melayu, Benarkah Demikian?