Setelah menyerahkan skoci terakhirnya, tukang roti tersebut kembali lagi ke kamarnya sekali lagi untuk meminum alkohol.
Ia memasuki kamar tidurnya tanpa mempedulikan kondisi air yang mulai mengisi seluruh kabin kamar.
Setelah itu, dia pun berjalan ke atas dan mulai melemparkan kursi kursi dari geladak kapal ke laut lepas.
BACA JUGA:Cerita Eva Hart Sosok Terakhir Korban Titanic, Selalu Ingat Apa Yang Didengar dan Dilihat Malam Itu
BACA JUGA:OceanGate Gagal Piknik Ke Bangkai Titanic, Kini Berencana Kirim Manusia ke Venus
Hal tersebut dilakukan agar berharap orang orang yang tidak beruntung atau tidak berhasil naik ke Sekoci penyelamat dapat berpegangan pada kursi kursi tersebut supaya tetap hidup.
Kemudian, saat dirinya masih berada di atas Titanic, dia mendengar sebuah bunyi kapal pecah yang memiliki suara yang luar biasa.
Setelah mendengar suara tersebut, Joughin pun langsung segera menuju buritan kapal dan menempel di pagar.
Di saat detik detik kapal mulai tenggelam, dia pun mengencang kan sabuk pengaman nya lalu memindahkan beberapa barang dari sakunya dan dengan tenang berdiri di pagar.
Kurang lebih sekitar pukul 02.02 kapal tersebut pun sepenuhnya tenggelam jauh ke dasar laut dengan meninggalkan Joughin sebagai orang terakhir yang memasuki air Atlantik yang sangat dingin.
Saat kapal tersebut tenggelam sepenuhnya, orang-orang yang tidak kebagian sekoci tertimbang-ambing di laut yang sangat dingin.
Banyak sekali orang yang mengalami suhu dingin ekstrem yang membuat mereka tidak mampu bertahan.
Selain itu, Karena adanya kepanikan yang cukup menjadi alasan banyak orang yang meninggal dunia hanya dalam hitungan menit.
Namun, Hal tersebut berbeda dengan Joughin.
Joughin ternyata dapat bertahan dalam kondisi yang sangat dingin dengan suhu air hingga -2 derajat Celcius tertsebut.
Ia tetap bertahan selama kurang lebih dua setengah jam dalam kegelapan yang sangat mengerikan dan dingin.