RADARMUKOMUKO.COM - Media kala itu memandang Roekiah dengan penuh kasih, dan film-film terbarunya secara konsisten selalu menerima ulasan positif.
Seperti sudah dikisahkan pada konten radarmukomuko.disway.id sebelumnya. Di puncak popularitasnya, para penggemar meniru busana yang dikenakan oleh Roekiah di film-filmnya.
Roekiah muncul secara rutin dalam berbagai iklan dan sejumlah rekaman yang berisikan suaranya tersedia di pasaran.
Dalam wawancara pada tahun 1996, salah seorang penggemar mengungkapkan bahwa Roekiah adalah "idola setiap pria", sedangkan penggemar lainnya menyebut Roekiah sebagai Dorothy Lamour-nya Indonesia.
Roekiah merupakan sosok aktris di awal mula tercetusnya industri perfilman Indonesia
Roekiah lahir 17 Desember 1917 di Bandung. Ia sudah menekuni dunia keartisan sejak usia 7 tahun dengan beryanyi keroncong.
Bakat tersebut diturunkan dari orang tuanya, Mohammad Ali asal Belitung dan ibunya Ningsih asal Sunda yang merupakan pemain sandiwara rombongan Opera Poesi Indra Bangsawan.
BACA JUGA:Kisah Nyai Saritem dan Dasima, Dua Perempuan Cantik Kekasih Gelap Kolonial Belanda
BACA JUGA:'Banyak Anak Banyak Rezeki' Ternyata Taktik Belanda Untuk Menambah Tenaga Kerja Tanam Paksa
Melansir dari wikipedia, pada tahun 1932 namanya sangat terkenal di Batavia, Hindia Belanda atau Jakarta, Indonesia, sebagai penyanyi dan pemain sandiwara.
Pada masa ini, ia bertemu dengan Kartolo, yang ia nikahi pada tahun 1934 di usianya 15 tahun. Pasangan ini bermain dalam film Terang Boelan pada tahun 1937.
Dalam film tersebut, Roekiah dan Rd Mochtar berperan sebagai sepasang kekasih.
Roekiah dan Mochtar kembali beradu akting dalam dua film sebelum Mochtar hengkang dari Tan's Film pada tahun 1940.
Melalui film-film ini, Roekiah dan Mochtar menjadi pasangan layar lebar pertama di Hindia Belanda.
Pengganti Mochtar, Rd Djoemala, beradu akting dengan Roekiah dalam empat film, meskipun film-film tersebut tidak begitu sukses.