Tulisan-tulisan mengenai Roekiah yang diterbitkan setelah kematiannya sering kali menyebutkan bahwa ia adalah idola dalam industri perfilman Indonesia.
Imanjaya menggambarkan Roekiah sebagai ikon kecantikan pertama dalam industri perfilman Indonesia. Ia juga menyebut Roekiah dan Rd Mochtar sebagai selebriti yang memperkenalkan konsep "bintang pelaris" pada perfilman dalam negeri.
Pada tahun 1969, Majalah Moderna menulis bahwa "di dalam zamannya telah mencapai suatu popularitas yang boleh dikatakan sampai sekarang belum ada bandingnya".
Pada 1977, majalah Keluarga menjulukinya sebagai salah seorang "bintang film Indonesia perintis", menyatakan bahwa "bakat permainannya dalam film adalah bakat alam yang merupakan perpaduan pribadinya dengan pancaran kelembutan keayuan wajahnya yang penuh romantik".*