Kisah Sukses Pasukan Khusus Pelacur dan Copet Hadapi Belanda, Endingnya Senjata Makan Tuan, Soekarno Ngakak

Senin 28-08-2023,21:00 WIB
Reporter : Tim Redaksi RM
Editor : Amris

BACA JUGA:Peritiwa Penting Sebelum Proklamasi Kemerdekaan, Soekarno-Hatta Sempat Diculik Pemuda

Mereka bertugas meledakkan semua jembatan di sepanjang Kebumen dan Gombong untuk mencegah tank-tank Belanda.

Sukses menghambat Belanda di Kebumen, Moestopo pindah ke front Subang.

Wilayah tempur ini kala itu dikenal sebagai Sektor Bandung Utara-Timur, dia juga mengikutkan 100 orang Pasukan Terate terdiri dari pelacur dan copet ini.

Menurut beberapa versi keterangan, total Moestopo menurunkan hingga 2.000 pelacur dan maling untuk beroperasi di wilayah pendudukan Belanda.

Menurut sejarawan Robert B Cribb, unit-unit rahasia ini juga beroperasi di dalam kota Bandung.

“Selain untuk mencuri senjata, pakaian, dan alat tempur, tugas unit ini adalah menimbulkan kekacauan dan kebingungan di kalangan tentara Belanda,” sebut Cribb dalam buku Ganster and Revolutionaries, The Jakarta People’s Militia and Indonesin Revolution 1945-1949.

Operasi ini sukses besar. Belanda kewalahan menghadapi psywar dari pasukan bentukan Jenderal Moestopo ini.

Kondisi sosial di daerah operasi Barisan Terate kacau balau. Banyak prajurit Belanda yang terkena penyakit kelamin berkat “operasi senyap” para pelacur revolusi ini.

Tingginya jumlah prajurit Belanda yang terkena penyakit kelamin menyebabkan terjadinya evakuasi besar-besaran dari pos militer. Imbasnya, kekuatan personel tempur di garis depan Belanda berkurang jauh.

BACA JUGA:Kisah Nyai Dasima Gundik Petinggi Belanda, Tragedi Cinta Yang Berakhir Tragis

BACA JUGA:Kisah Wanita Cantik Nyai Saritem, Penyedia Perempuan untuk Belanda Hingga Menjelma Bisnis Lendir Terkenal

Bukan saja sukses mencuri alat-alat militer seperti senjata, teropong, dan baju-baju militer Belanda. Pasukan khusus ini kerap kali menurunkan bendera Belanda langsung dari tiangnya.

Namun bukan saja musuh yang menjadi korban mereka, para pemuda indonesia yang gerilya di garis depan ikut sering berinteraksi dengan para perempuan muda yang berpengalaman soal seks tersebut.

Maka sudah pasti, penyakit menular seksual pun menghinggapi para pasukan Republik. 

Kolonel Nasution bahkan sempat menerima laporan bahwa ada Taruna Akademi Militer yang sedang praktik perang di front pertempuran ikut menjadi korban pasukan pelacur ini.

Kategori :