Suku Beothuk
Dilansir dari okezone,com yang mengutip dari Britannica, Beothuk adalah suku pemburu dan pengumpul Indian Amerika Utara. Mereka tinggal di Pulau Newfoundland dan berbahasa Beothukan yang dipercaya jadi bahasa independen.
John Cabot, seorang penjelajah asal Italia, menemukan Suku Beothuk pada tahun 1497.
BACA JUGA:Enam Tradisi Unik dan Memukau Suku Madura, Perkelahian Gunakan Celurit Hingga Karaban Sapeh
Jumlah mereka tidak lebih dari 500 orang. Setelah kedatangan orang Eropa, Suku Beothuk dihancurkan dan kemungkinan besar telah punah.
Suku Beothuk diketahui membagi diri mereka jadi kelompok-kelompok kecil, di mana tiap kelompok punya pemimpin sendiri. Suku Beothuk menombak anjing laut, memancing salmon, bermukim di hutan, dan mengoleskan oker merah di kulit mereka.
Aborigin Tasmania
Akibat invasi orang-orang Eropa, Suku Aborigin memutuskan pindah ke Tasmania sekitar 35 ribu tahun lalu melewati jembatan alam penghubung antara Australia dan Tasmania, penduduk Aborigin Tasmania memiliki tubuh pendek, kulit cokelat kemerahan hingga hitam, dan rambut keriting.
Namun, kehidupan tenteram mereka di Tasmania pun hancur setelah Inggris membangun kamp untuk para narapidana di Tasmania.
BACA JUGA:Tradisi Suku Muria, Saat Remaja Ikut Festival Pesta Bebas Mencari Pasangan Yang Cocok
Para narapidana tersebut adalah mereka yang telah membantai para orang Aborigin. Berlangsung Perang Hitam antara penduduk Aborigin Tasmania dan orang Eropa.
Perang yang berlangsung dari 1803-1830 itu membantai habis orang Aborigin Tasmania, menyisakan 75 orang saja.
Ditambah lagi, mereka terjangkit penyakit yang dibawa orang Eropa, sehingga pada tahun 1873 orang asli Aborigin hanya tersisa satu orang, Truganini, yang juga telah meninggal pada 1876.
Akuntsu
Akuntsu adalah penduduk asli Rondonia, Brazil. Akibat keserakahan para petani untuk membuat wilayah tersebut jadi ladang kedelai dan peternakan sapi, pada 1980-an penduduk Akuntsu dibantai habis-habisan.
Dikutip dari The Independent, hanya tujuh oang yang berhasil melarikan diri. Namun, seiring berjalannya waktu, dua dari ketujuh penyintas Akuntsu telah meninggal dunia. Sekarang hanya menyisakan lima orang saja di muka bumi ini.