RADARMUKOMUKO.COM - Palembang merupakan salah satu kota tertua di Indonesia yang memiliki berbagai budaya dan tradisi yang kaya dan menarik.
Salah satunya adalah tradisi Niduke Tujuh Jando di Rumah Baru, yang merupakan salah satu cara untuk menyantuni janda-janda yang memiliki anak yatim dan memohon berkah untuk rumah baru.
BACA JUGA:Ujian Berat Tapi Nyeleneh Bagi Kaum Pria, Tradisi Suku Banyankole, Pengantin Pria Diuji Kejantanan
Tradisi ini sudah ada sejak zaman dahulu, dimana saat seseorang akan pindah ke rumah baru, sebanyak tujuh orang janda diminta untuk tinggal atau tidur, di rumah baru tersebut selama tujuh hari.
Janda-janda yang dipilih juga mereka yang sudah haji, bisa mengaji, mampu memberikan nasihat dan saran kepada pemilik rumah.
Selama tujuh hari, janda-janda ini mengaji dan mendoakan agar rumah baru dan keluarga pemilik rumah diberikan perlindungan Allah SWT.
Mereka juga mendapatkan santunan dan kebutuhan yang selama ini kekurangan untuk menghidupi anak-anaknya.
Janda-janda ini tidurnya terpisah dan tidak bergabung dengan tuan rumah.
BACA JUGA:Tradisi Unik Goyang dan Tongkat Suku Madura, Tarian Oleh Wanita Sensual Penuh Manfaat
Sultan Palembang, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama R.M.Fauwaz Diradja,S.H.M.Kn mengatakan ini terlihat negatif dari bahasanya, namun tujuannya cukup positif bahwa tradisi.
"Tradisi itu tidak ada lagi. Biasanya sekarang yasinan kalau mau pindah rumah baru di Palembang.
Kalau mau dihidupkan lagi tradisi ini cukup bagus untuk menyantuni janda-janda yang memiliki anak yatim," ujarnya.
BACA JUGA:Tradisi Budaya Makan Abu Orang Meninggal Suku Yanomami, Dimakan dengan Dicampur Sup Pisang
Tokoh Adat Palembang, Kemas Haji Masud Khan, juga salah satu orang yang pernah menerapkan tradisi tersebut pada sekitar tahun 1970 an.
Dia masih mengingat tradisi Niduke Tujuh Jando di rumah baru, dimana rumah yang ia tinggali saat ini juga berkat dilakukan tradisi tersebut.