Cut Nyak Dhien kemudian maju sendirian melawan Belanda. Ia juga sangat ditakuti dan dibenci Belanda akibat kegigihannya dalam melawan penjajah.
4. Laksamana Malahayati
Keumalahayati, juga pejuang asal Kesultanan Aceh yang lahir di Aceh Besar pada tahun 1550. Perempuan tangguh ini memimpin 2.000 orang pasukan Inong Balee (janda-janda pahlawan yang telah syahid).
Dengan keteguhan hati, mereka berperang melawan kapal dan benteng Belanda sekaligus membunuh Cornelis de Houtman. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 11 September 1599. Berkat keberaniannya, maka Malahayati mendapat gelar Laksamana.
BACA JUGA:Sosok Ulama Asal Sumbar Ini Diperjuangkan jadi Pahlawan Nasional
Namun, Malahayati gugur di tahun 1615 ketika sedang melindungi Teluk Krueng Raya dari serangan Portugis yang dipimpin oleh Laksamana Alfonso De Castro.
5. Nyi Ageng Serang
Raden Ajeng Kustiyah Wulaningsih Retno Edi, lahir di Serang, Purwodadi, Jawa Tengah, tahun 1752. Ia adalah anak Pangeran Natapraja yang menguasai wilayah terpencil dari kerajaan Mataram, tepatnya di Serang yang sekarang wilayah perbatasan Grobogan-Sragen.
Ia berjuang melawan Belanda bersama suami, ayah, dan kakaknya. Mereka terus mengobarkan semangat dalam membela rakyat melawan penjajah yang saat itu dibantu Paku Buwono I.
BACA JUGA:Kisah Perlawanan Cut Meutia Pahlawan Cantik dan Anggun dari Aceh
Perjuangannya terus berlanjut meski keluarga tercinta telah gugur lebih dulu. Nyi Ageng Serang dengan berani tetap memimpin pasukan yang tersisa hingga dia berusia 73 tahun.
6. Andi Depu
Lahir dengan nama Andi Depu Maraddia Balanipa di Tinambung, Polewali Mandar pada bulan Agustus 1907. Ia adalah salah satu dari pahlawan nasional wanita yang terkenal sangat pemberani.
BACA JUGA:17 Pahlawan Wanita Indonesia, Angkat Senjata Hingga Melarang Poligami
Berkat kegigihannya, Andi Depu berhasil mempertahankan wilayahnya dari penaklukan Belanda.
Tak hanya itu, ia juga dengan berani mengibarkan bendera Merah Putih saat pasukan Jepang datang di Mandar pada tahun 1942. Andi Depu kemudian dianugerahi Bintang Mahaputra Tingkat IV dari Presiden Soekarno.