Kisah Letnan Komarudin Pejuang Kebal Peluru, Salah Lihat Tanggal Perintah Serangan 1 Maret

Rabu 09-08-2023,17:01 WIB
Reporter : Tim Redaksi RM
Editor : Amris

RADARMUKOMUKO.COM - Bagi generasi 80-an hingga 90-an mungkin masih ingat dengan film perjuangan yang berjudul "Janur Kuning". Salah satu tokoh yang banyak disebut dan digemari dalam film ini adalah sosok Letnan Kamarudin diperankan oleh aktor Amak Baldjun.

Dalam film tersebut, saat adegan Serangan Umum 1 Maret 1949 ke Yogyakarta, tanpa mengenal rasa takut tertembus peluru Letnan Kamarudin terus maju memburu serdadu-serdadu Belanda yang melakukan gerakan mundur seraya menembakan senjata-senjata mereka ke arah gerilyawan TNI berbaret hitam tersebut.

BACA JUGA:Abdul Moeis Pahlawan Nasional Pertama, Politikus dan Wartawan Asal Minangkabau

Dalam sejarah kemerdekaan Indonesia, Letnan Komarudin memiliki nama asli Eli Yakim Teniwut lahir di Desa Ohoidertutu, Kecamatan Kei Kecil Barat, Maluku Tenggara. 

Ia merupakan cucu seorang ulama berpengaruh di Sleman bernama Kiai Abdur Rahman atau biasa dikenal sebagai Mbah Tanjung. 

Tak hanya itu, Letnan Komarudin bahkan diyakini menjadi keturunan dari Banteng Wareng yang merupakan panglima pasukan Pangeran Diponegoro. Dengan silsilah itu, tak heran jika Letnan Komarudin memiliki kemampuan yang luar biasa.

BACA JUGA:9 Pahlawan Dikenal Sakti Ditakuti Belanda, Kebal Peluru Hingga Bisa Menghilang

Letnan Kamarudin adalah salah satu pelaku dalam Serangan Umum 1 Maret 1949 yang berada di bawah komandan peleton di SWK 101, Brigade X pimpinan Mayor Sardjono. 

Ia dikenal karena kesalahan mengingat tanggal serangan dan membuka tembakan pada tanggal 28 Februari. Akibatnya ia mengacaukan jadwal serangan, tetapi di sisi lain juga membuat Belanda lengah karena mengira itulah serangan besar yang santer akan terjadi. 

Melansir dari beritabeta.com, Letnan Komarudin dalam tepukan tangan Panglima Besar Soedirman. Kepada Letnan Komarudin, beliau menyampaikan rasa terima kasih atas Peristiwa 28 Februari 1949 yang membawa hikmah bagi Serangan Umum 1 Maret 1949 (Sumber : Merdeka Tanahku, Merdeka Negeriku Jilid : 4/Repro)

BACA JUGA:7 Pahlawan Wanita Indonesia Yang Angkat Senjata di Medan Perang

Sebelum bergabung dengan Soeharto, usai dari PETA, Komaruddin memang pernah bergabung dengan Lasykar Hizbullah setempat. Banyak kawan-kawannya mengenal Komarudin sebagai sosok yang jenaka, selon, pemberani namun sedikit agak sentimentil jika disentuh sisi-sisi kemanusiannya.

Salah satu contoh, saat Panglima Besar Soedirman (dalam suatu pemeriksaan pasukan usai turun gunung) menasehati, mengkritik sekaligus memuji serangan “salah lihat kalender”nya pada 28 Februari 1949, ia langsung terisak-isak menangis sambil terbata-bata berujar: ”Siap Panglima! Saya tak akan mengulanginya!”

BACA JUGA:Ini Penyebab Perang Diponegoro, Penindasan dan Perusakan Moral Bangsa Oleh Belanda

Peleton yang dipimpin Letnan Komarudin memang dikenal sangat berani dan sering mengacak-acak pertahanan militer Belanda di dalam kota Yogyakarta. Begitu disegani namanya hingga pihak intelijen militer Belanda (NEFIS) pernah menjadikannya buronan.

Kategori :