RADARMUKOMUKO.COM - Salah satu peristiwa sejarah yang penting untuk dikenang adalah, perlawanan rakyat Lampung terhadap penjajah.
Sebagai daerah yang kaya, dikenal sebagai penghasil lada, Lampung menjadi pemerintah Hindia Belanda untuk dikuasai. Untuk mewujudkan ambisinya, Belanda menempuh berbagai caran.
Namun keinginan tersebut tidak dapat terwujud dengan mudah karena rakyat Lampung dengan tegas menentang pendudukan Belanda.
BACA JUGA:Sejarah dan Alasan Penyerbuan Batavia, Semangat Pantang Menyerah
Perlawanan rakyat Lampung terhadap Belanda dipimpin oleh Radin Inten II, yang masih keturunan Sunan Gunung Jati. Perang lampung berlangsung selama lima tahun.
Melansir dari berbagai sumber, sebagai daerah penghasil lada, Lampung punya hubungan yang mesra dengan Kesultanan Banten. Salah satu cara Belanda untuk menguasai Lampung dengan membujuk Radin Intan II supaya mau bekerja sama dengan mereka.
Tapi tawaran itu ditolak mentah-mentah. Alih-alih bekerja sama, Radin Intan II yang masih 16 tahun justru memilih untuk mengangkat senjata, melawan kehadiran Belanda.
BACA JUGA:Perang Jagaraga Bali, Belanda Berkali-Kali Kehabisan Pasukan
Tentu saja seluruh rakyat Lampung berada di belakangnya.
Tak hanya dukungan dari rakyat Lampung, Radin Intan II juga mendapat dukungan dari tokoh dari Banten bernama Wakhia.
Wakhia sendiri menggerakkan perlawanan terhadap Belanda di daerah Semaka dan Sekampung.
Sementara Radin Intan II memperkuat barisannya dengan membangun benteng baru lengkap dengan persenjataannya.
Belanda merespon tantangan Lampung dengan mengirim sekitar 400 personel pada 1851. Daerah yang dipilih Belanda adalah Merambung, pusat komando Radin Intan II.
BACA JUGA:Sejarah Perang Padri, Puncak Revolusi Islam Minangkabau
Tapi apa mau dikata, serdadu Belanda tak bisa menempus pertahanan Radin Intan II. Belanda mengalami beberapa kali kegagalan untuk masuk Lampung.