Meskipun sang kapten telah memerintahkan agar perahu perahu tersebut diturunkan sekitar 40 menit sebelumnya, dia sama sekali tidak memberi perintah untuk memulai memuat dan menurunkan penumpang sampai perwira kedua mengingatkannya dengan bertanya
“Bukankah lebih baik kita memasukkan wanita dan anak anak ke dalam perahu, pak?”
Tak hanya itu, Kapten Smith juga memerintahkan agar Sekoci diturunkan dari dek kapal bagian atas ke dek pejalan kaki, sehingga para penumpang dapat naik dengan lebih mudah.
Namun, salah seorang penumpang mengingatkan sang kapten bahwa tidak ada jalan menuju dek pejalan kami karena seluruh jendela kaca tertutup.
Hal ini membuat ia terkejut dan bingung karena pada kapal lain, kaca jendela di dek pejalan kaki selalu terbuka.
Sejak saat itu, Kapten Smith mulai kerasa kebingungan. Namun, dia tetap berusaha dan tidak menyerah untuk memerintahkan untuk menurunkan Sekoci, menyelamatkan penumpang, dan masih banyak lagi.
Pada pukul 02.20, bagian terakhir dari Titanic menghilang dari permukaan laut. Pada saat itu pula, kapten Smith diketahui sudah tidak terlihat dan tidak ada yang tahu kemana perginya.
BACA JUGA:Dinas Sosial Mukomuko Sosialisasi Kelayakan Penerima Bantuan Sosial
Dalam beberapa laporan surat kabar awal, para saksi mata banyak yang menduga bahwa mereka melihat Sang kapten telah menembak dirinya sendiri dengan pistol.
Namun, terdapat saksi lain yang mengatakan bahwa mereka melihat kapten Smith menyelamatkan dirinya dengan menaiki Sekoci, dan ada yang mengatakan bahwa kapten Smith tenggelam tersapu oleh gelombang dan berusaha untuk berenang usahanya sia-sia.
Artikel ini telah terbit History.com dengan judul “What Was The Titanic’s Captain Doing White The Ship Sank?”